Oleh: Eka Teresia
HATIPENA.COM – Ada kalanya, dalam dinamika interaksi sosial, kita dihadapkan pada individu-individu yang menunjukkan sikap sombong dan merendahkan. Dalam situasi seperti ini, pernyataan “sombong kepada orang sombong itu sedekah” dari Ustadz Abdul Somad bisa menjadi sebuah panduan yang menarik untuk dipahami lebih dalam. Ini bukanlah ajakan untuk membalas kesombongan dengan kesombongan yang setara, melainkan sebuah penegasan akan pentingnya memiliki ketegasan dan harga diri.
Laisal Fata Man Yaqulu Kana Abi, Wala Kinnal Fata Man Yaqulu ha Ana Dza”
Kalimat ini adalah ungkapan yang sangat populer dalam bahasa Arab,
لَيْسَ الْفَتَى مَنْ يَقُولُ كَانَ أَبِي
وَلَكِنَّ الْفَتَى مَنْ يَقُولُ هَا أَنَا ذَا
makna nya adalah seorang pemuda (sejati) adalah yang berkata ‘Inilah aku!'”
Bukan membanggakan keturunan ,keluarga atau nenek moyangnya
Kapan “Kesombongan” Menjadi Penting?
Tegas pada orang yang sombong bisa menjadi penting dalam beberapa situasi:
- Menjaga Batasan Diri:
Ketika seseorang mencoba meremehkan atau merendahkan Anda secara terus-menerus, menunjukkan sikap tegas —yang mungkin diinterpretasikan sebagai “sombong” oleh mereka yang memang sombong—dapat menjadi cara untuk membangun batasan. Ini adalah bentuk pertahanan diri untuk menjaga martabat dan mencegah diri dari terus-menerus diinjak-injak..
- Memberi Pelajaran:
Terkadang, orang yang sombong perlu merasakan bagaimana rasanya diperlakukan dengan sikap yang serupa agar mereka menyadari dampak perilaku mereka. Ini bukan untuk menyakiti, melainkan untuk memberi cerminan. Tujuannya adalah agar mereka sadar dan mungkin mengubah sikapnya.
- Melindungi Diri dari Manipulas
Individu yang sombong seringkali mencoba mendominasi atau memanipulasi orang lain. Dengan menunjukkan bahwa Anda tidak mudah terintimidasi atau direndahkan, Anda melindungi diri dari potensi eksploitasi atau perlakuan yang tidak adil.
Bukan untuk Berarti Arogan
Penting untuk digarisbawis adalah bahwa “sombong kepada orang sombong” ini tidak berarti kita harus menjadi arogan atau tinggi hati. Sebaliknya, ini tentang menunjukkan ketegasan, percaya diri, dan harga diri yang sehat di hadapan mereka yang mencoba merendahkan. Ini adalah tentang menolak untuk diintimidasi dan menegaskan bahwa Anda layak dihormati, sama seperti orang lain.
Pada akhirnya, prinsip ini mengingatkan kita untuk tidak pernah merendahkan diri di hadapan kesombongan orang lain. Justru, tegakkan kepala dan tunjukkan bahwa Anda memiliki nilai dan harga diri yang tak bisa diremehkan.
Padang,Juni 2025
[6/6 13.50] Eka Teresia: Malam Penjaga Mimpi yang belum usai
( Puisi esay )
Karya : Eka Teresia
Di ufuk barat, jingga mulai memudar, dan bayangan panjang merayap pelan. Aku terperangkap dalam kecemasan, serupa nelayan yang melihat badai datang, padahal jaringnya masih kosong.
Senja, yang seharusnya meneduhkan, kini terasa seperti tirai yang perlahan menutup panggung impianku. Kegelapan langit, yang tak terhindarkan, seakan mengancam untuk menelan sisa-sisa harapanku yang belum juga berlabuh.
Namun, di tengah gejolak hati ini, sebuah bisikan lembut hadir. Malam, dengan bintang-bintangnya yang berkelip, seringkali menyimpan keajaiban yang tak terlihat di siang hari. Mungkin, di balik pekatnya, ada sebuah pintu menuju kesempatan baru, atau setidaknya jeda untuk menata kembali serpihan asa.
Semoga malam ini, walau gelap, tetap menyalakan lentera-lentera kecil harapan, membimbing langkahku menuju impian yang belum usai. Semoga esok, fajar menyingsing dengan janji yang lebih cerah, dan aku terbangun dengan kekuatan baru untuk mengejar semua yang kuinginkan. (*)
Padang ,5 Juni 2025