Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025

Mengungkap Operasi Spiderweb Ukraina yang Hancurkan 40 Pesawat Rusia

June 7, 2025 05:30
IMG-20250606-WA0093

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar


HATIPENA.COM – Ketika saya menulis “40 Pesawat Pembom Rusia Dihancurkan Drone Ukraina” banyak tak terpecaya. Kata hoax muncul silih berganti. Seperti tidak percaya Ukraina yang jadi bulan-bulanan, kok bisa menyerang Rusia sedahsyat itu. Di balik aksi penyerangan drone itu, ada Operasi Spiderweb yang dirancang cukup lama dan sangat rahasia. Nah, mari kita ungkap operasi ini sambil seruput kopi dan makan sate kambing, wak.

Di tengah dominasi kekuatan militer Rusia, diam-diam Ukraina meluncurkan “Operation Spiderweb” pada 1 Juni 2025. Dengan 117 drone kecil yang diselundupkan ke dalam Rusia melalui truk kayu yang menyamar, Ukraina berhasil menyerang lima pangkalan udara strategis Rusia. Pangkalan itu di Belaya, Dyagilevo, Ivanovo, Olenya, dan Ukrainka yang tersebar di lima zona waktu berbeda. Hasilnya? Lebih dari 40 pesawat militer Rusia hancur.

Bayangkan ini, wak! Malam gelap di Rusia, suhu minus entah berapa derajat, radar-radar pertahanan udara bersenandung pelan, teknisi ngopi sambil nonton TikTok militer. Lalu, Zuuutt!, muncullah drone-drone kecil, bersayap mungil namun berhati baja titanium, meluncur dari balik truk kayu usang yang sebelumnya disangka cuma pengangkut kentang. Selamat datang di Operation Spiderweb, operasi militer Ukraina yang membuat Rusia bukan cuma tercengang, tapi juga megap-megap kayak baru ditampar semesta.

Operasi ini bukan sekadar perang teknologi, ini adalah simfoni seni tempur, hasil racikan 18 bulan riset rahasia, aliansi gelap, dan, percaya atau tidak, kemungkinan besar sedikit bumbu konspirasi global. Bayangkan, 117 drone kecil, diluncurkan dari truk kontainer yang dikamuflase seperti kiriman kayu dari Siberia. Kontainer itu bukan kontainer biasa, tapi seperti koper Doraemon versi militer. Dari dalamnya, keluar drone-drone canggih, yang terbang merayap masuk ke lima pangkalan udara yang saya sebutkan di atas. Semuanya terletak di zona waktu berbeda. Iya, serangannya lintas waktu, kayak film Interstellar versi perang dunia nyata.

Tak tanggung-tanggung, 40 pesawat militer Rusia langsung KO: termasuk pembom strategis Tu-95, jet tempur, hingga A-50 yang biasa jadi ‘otak’ operasi udara Rusia. Kerugian diperkirakan mencapai 7 miliar dolar atau senilai Rp113,89 triliun. Itu cukup untuk membiayai tiga kali konser Taylor Swift, dua proyek IKN, dan satu kampanye presiden Amerika Serikat!

Lebih gilanya lagi, semua ini dilakukan Ukraina dari jarak ratusan kilometer jauhnya. Para analis Barat menggaruk-garuk kepala, apa ini drone buatan Ukraina? Atau ada tangan-tangan tak kasatmata dari Barat? Inggris? Amerika? Elon Musk? Para pemilik jaringan logistik global? Atau bahkan, dan ini gosipnya sudah naik ke Telegram dan Reddit, The Illuminati cabang Ukraina?

Seorang pejabat intelijen Rusia menyebut ini sebagai “serangan tak masuk akal.” Ya jelas, karena tidak ada yang menyangka bahwa perang masa depan datangnya bukan dari rudal besar, tapi dari pasukan drone berukuran sebiji semangka, yang diam-diam menyelinap, meledak, lalu kabur seperti maling ayam.

Operasi Spiderweb ini juga menyasar psikologis. Bukan cuma pesawat yang dihancurkan, tapi juga kepercayaan Rusia terhadap pertahanan udaranya sendiri. Pangkalan udara yang katanya dijaga S-400, S-500, dan segala S-S-an lainnya, jebol oleh drone yang mungkin dibeli lewat katalog online militer.

Yang bikin makin kocak, dan bikin mikir, adalah waktu serangan ini, tepat menjelang rencana negosiasi damai di Istanbul. Ini kayak adegan sinetron, baru mau baikan, eh malah ketahuan selingkuh. Ukraina bilang, “Kami ingin damai.” Tapi dronenya bilang, “Kami ingin balas dendam.”

Operation Spiderweb bukan sekadar operasi militer. Ini adalah pesan tegas dari Ukraina ke Rusia dan ke dunia, bahwa di era sekarang, bukan yang punya rudal paling besar yang menang, tapi yang punya drone kecil dengan otak besar dan strategi licik nan elegan. Jangan remehkan drone kecil, hari ini mereka menghancurkan pesawat, besok siapa tahu mereka ambil alih dunia. (*)

#camanewak