HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

Hujan (Doa) Bulan Juni

June 13, 2025 08:58
IMG_20250613_084856

Rerasan: Muslimin Lamongan

HATIPENA.COM – Hujan masih mengakrabi hari-hari di bulan Juni. Hujan amsal air mata doa-doa Mak tiap larut malam. Menyejukkan batin. Menumbuhkan harapan. Bila berkunjung ke rumah Mak, saya bilang jangan lupa mendoakan saya, Mak.

Tanpa kamu minta, Mak setiap malam mendoakan seluruhmu, Lee. Bukan kekayaan menumpuk yang Mak pinta. Bukan ketenaran bahana yang Mak damba. Bukan kekuasaan berfasilitas yang Mak hati lintas. Namun keberkahan ilmu, manfaat lisan dan tindakmu untuk agamamu.

Menggaungkan syiar, menggugah hati penambah keyakinan iman. Berbagi kepada sesama, meski sekadar satu ayat atau satu kalimat motivasi. Yang tulus ikhlas tanpa menggurui. Itu sudah cukup mengayakan Mak.

Kekayaan jiwa tak ternilai. Sebagai bekal perjalanan abadi. Doa-doa ampunmu pada Ilahi untuk Mak, melapangkan jalan. Insya Allah berteduh dan minum air telaga firdausi.

Maka, ketika SK PNS saya telah terbit, tanpa berpikir panjang, saya sekolahkan di bank. Saya patuhi dhawuh guru saya: sebelum membangun apik rumah sendiri, bangunlah rumah Makmu dahulu.

Yang memadai, yang menyamankan penghuni. Dari mana uangmu, Lee, jangan hutang, kata Mak. Saya yakinkan Mak bahwa saya punya kelebihan rezeki. Saya doakan rezekimu bertambah barokah, Nak.

Begitulah, rumah Mak bisa terbangun meski tidak megah dan mewah, namun lebih kokoh dan rapi. Angsuran ke bank juga lancar, terlunasi. Ada saja rezeki datang tak disangka-sangka. Rasa bangga makin meliputi, ketika sang putri, anak saya, sekolahnya makin rajin, cerdas, dan berprestasi. Membanggakan, namun di balik itu saya semakin yakin doa-doa Mak membaluri kehidupan keluarga kami.

Waktu berjalan, dua tahun lalu, qadarullah, saya memberangkatkan Mak naik haji. Saya memegang patuh dhawuh guru saya: Asman, sebelum kamu berhaji, biayai Makmu dulu agar bisa berangkat haji. Alhamdulillah, Mak bisa berangkat ke tanah suci. Lancar perjalanan, sehat wal ‘afiat, dan semakin meningkat ibadah beliau sehari-hari.

Sekali lagi saya menangis, saya tidak punya apa-apa. Lewat saya, doa Mak terkabulkan. Semula saya ditugaskan di MAN 1 Lamongan. Beberapa tahun kemudian diangkat menjadi Kepala MIN 1 Lamongan.

Dua tahun kemudian hingga sekarang diberi amanah menjadi Kepala MTsN 2 Lamongan. Jadi kepala madrasah saja, Lee, jangan berambisi jadi pengawas. Lebih barokah, lebih manfaah.

Sang putri saya pun lulus dari jurusan HI Unair Surabaya. Pernah terpilih pertukaran mahasiswa ke Turki. Sekarang sudah berkeluarga dan melanjutkan S-2 di UGM Yogyakarta. Aktif bergerak dalam kegiatan motivasi dan edukasi. Menulis berbagai buku tentang pendidikan. Pembicara di berbagai forum pemberdayaan.

Makin saya bersyukur kepada Allah. Makin yakin qiyamullail dan doa seorang Mak tak bertabir. Menembus langsung menuju izin Allah. Melancarkan segala upaya sang anak. Menjauhkan sang anak dari celaka dan kesedihan. Subhanallah. Masya Allah.

Demikian pembaca, obrolan penulis dengan Ustadz Asman Afandi,S.Ag.M.Pd., kepala madrasah sekaligus pendakwah kondang. Terkenal dengan julukan Kiyai Bogang. Tanggal gigi atas, namun ilmunya luas dan bakti kepada Maknya tanpa batas. Semoga menginspirasi. (*)

Lamongan, 10 Juni 2025