Muslimin Lamongan
belantara garing meranggas daun-daun jati
pada malammu menjejak absurditas
pada diammu menggenggam batas
antara halu dan khayali
tikungan ini sekadar istirah menyambung pagi
dari sepi yang menggigit maja
sampai pada pahit yang memala
pelahan menapaki gunung kendil
memunguti ranting-ranting renta dan kerdil
pada kenangmu masa kanak antigalau
pada kinimu senja dikepung halau
sebaiknya aku berteduh di bawah randu, bisikmu
papannya mengukuh pondasi
kapuknya menyaman mimpi
alas-Mu terkaca, lirihmu: mendaki tanpa pongah, menurun dengan gagah.
Bumi Delik-Lamongan, 26 Agustus 2021