Ririe Aiko
Pada langit yang kadang menyahutkan hujan,
menenggelamkan harap di palung kegelapan,
seorang arunika memeluk fajar,
menenun angan dengan benang kasih nan sabar,
laksana pualam, berkilau dalam sunyi yang luhur.
Kau menopang mimpi-mimpi yang tampak mustahil,
menjadi nahkoda bagi perahu kecil,
mengarahkan layar di tengah badai ilusi,
membimbing hati dengan nurani sejati.
Engkau adalah Ayah bagi literasi,
pembumbuh seni penuh inspirasi.
“Semua bisa bermimpi,” katamu penuh afirmasi,
dan tanpa ada rasa ragu,
kau sisihkan harta abadi,
menyalakan asa di jiwa-jiwa yang redup,
rela berderma menjadikan seni
Nyawa yang tidak akan pernah mati
Hari ini, usiamu merangkai jejak kebajikan,
menyulam cerita di tiap hela waktu.
Semesta pun memetik harpa,
Ikut merayakanmu dengan penuh suka cita.
Ayah literasiku
selamat ulang tahun.
Tetaplah menjadi lentera di kegelapan,
menjejak sejarah dalam cakrawala sastra.
Semoga kelak aku mampu meneruskan perjuanganmu
Bandung, 4 Januari 2025