anto narasoma
kemerdekaan kita pun memelas hati,
takala suara soekarno begitu parau mengucap kata, sesaat melepas belenggu penjajah
yang menginjak-injak kepala kita
meski ribuan nyawa
para pejuang rakyat bergeletakan di pemakaman tanpa suara, mereka harus menangis ke dalam sunyi
coba kau dengar,
suara-suara merdeka
yang kaya bahan tambang di papua
dan tanah pertambangan timah di pulau bangka,
semua tewas
dalam cengkraman kepentingan kaum oligarki dan pebisnis berdasi
o, sudah merdekakah kita?
pertanyaan itu bias
ke dalam fakta hidup
setelah para perampok tambang dan maling uang negara, telah menumbangkan
keadilan bagi seluruh rakyat
di antara fakta,
uang sitaan korupsi begitu menggunung
di peletaran lantai KPK
dalam progres kehidupan, rakyat hanya tenggelam ke dalam botol plastik hingga perut anak-anak mengembung di udara bebas
merdeka hanya membebaskan para koruptor dari aksi perampokan kekayaan tanah ini
sedangkan rekening rakyat harus direbut pemerintah dalam dua bulan tanpa isi
lalu,
kemana perginya
sila kelima pancasila yang kekayaan negara itu harus dimiliki rakyat? (*)
Palembang, 8 Agustus 2025