Karya : Edy Samudra Kertagama
Biarlah, untuk sementara waktu engkau tinggal di sini, di kotaku. Kupilih engkau Shelley, angin patah-patah hinggap dipuncak kuda Troya tanpa pelana, walau nanti akan engkau temui kembali senyap yang lumpuh. Dan jangan tanya itu kenapa?, sebab dari situlah puncak gumam sering memanggil-manggil namamu.
Shelley, malam begitu cerah bolehkan aku membaca syair-syairmu yang ramping bagai batang papyrus, lalu kugenggam jari- jarimu agar engkau dapat mengajariku bagaimana cara bermalan dengan sajak-sajakmu yang selalu menyingkap gaun malammu yang tipis, oh betapa idahnya.
Ombak lepas menuliskan riwayat sajak-sajakmu yang hendak berlayar, sementara awan tersipu malu di sisimu yang penuh luka dan engkau harus segera pergi untuk menjawab teka-teki gelap yang ada di kedua matamu, meskipun buatmu itu hanya hidangan malam ketika bintang memancar di langit.
Shelley, biarkan para peramal dan pembaca mencaci maki dirimu, karena engkau akan selalu bersama aroma sajakmu yang begitu biru laut.
Lampung, 2025
Puisi ini saya dedikasikan kepada Percy Bysshe Shelley penyair romantis yang lahir 4 Agustus 1792, Field Place, dekat Horsham, Sussex, Inggris meninggal 8 Juli 1822, di laut lepas Livorno. Puisi- puisi romantis karya Percy Bysshe Shelley, penyair Inggris ini banyak dikagumi selama hidupnya.