Diceritakan Oleh Mitha Pisano
PADA zaman dahulu kala, di sebuah desa kecil bernama Maninjau, hiduplah seorang gadis cantik yang bernama Puti Indo Jalito. Ia anak satu-satunya dari Datuk Bandaro, pemimpin desa yang bijak dan adil.
Puti Indo Jalito jatuh cinta dengan seorang pemuda yang sangat tampan bernama Angku Lado, yang berasal dari kampung tetangga. Mereka berdua sangat saling mencintai, akan tetapi cinta mereka tidak mendapat restu oleh bapaknya Puti Indo Jalito disebabkan karena Angku Lado bukan dari kalangan bangsawan.
Pada suatu hari, Datuk Bandaro menemukan keberadaan Angku Lado di rumah Puti Indo Jalito. Dengan sangat marah, Datuk Bandaro melarang Puti Indo Jalito untuk bertemu Angku Lado lagi. Tetapi cinta mereka begitu teramat kuat.
Malam itu, Puti Indo Jalito dan Angku Lado memutuskan untuk melarikan diri. Saat mereka melangkah, secara tibs-tiba tanah di bawah kaki mereka terbelah, dan muncratlah air dari dalam tanah tersebut. Desa Maninjau akhirnya terendam air, membentuk sebuah danau yang sangat indah.
Puti Indo Jalito dan Angku Lado pun terjebak dalam air dan kemudian berubah menjadi ikan. Sejak itu, danau itu dikenal sebagai Danau Maninjau.
Legenda ini mengajarkan pentingnya menghormati orang tua dan norma sosial, serta kesabaran dan pengorbanan dalam cinta.
Sumber:
- “Legenda Minangkabang” oleh Abu Bakar.
- “Cerita Rakyat Minangkabau” oleh M. Syafii Riva’i.
- “Mitologi Minangkabau” oleh Zulheri.