Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Api yang Membakar Kehidupan

January 11, 2025 17:57
IMG_20250111_175604

Oleh Gunawan Trihantoro
(Sekretaris KEAI Jawa Tengah)

JANUARI 2025, kebakaran hutan yang kini menyelimuti Los Angeles sebagai yang paling parah dalam sejarah negara bagian California. [1]


Di Los Angeles, matahari merah bersemayam di langit,
bukan karena senja yang memeluk bumi,
melainkan amarah yang menjulang dari perut tanah.
Asap hitam mengisi napas kota,
mengaburkan puncak bukit dan jejak harapan manusia.

Api datang tanpa permisi,
melahap hutan, rumah, dan mimpi.
Ia menari di atas ranting-ranting rapuh,
membisikkan lagu kehancuran
pada mereka yang kehilangan segala.

Adalah keluarga Ramirez,
di sebuah desa kecil di kaki bukit.
Maria, sang ibu, memeluk anak-anaknya,
sementara Roberto, suaminya,
berlari membawa ember penuh air,
seperti perang melawan badai api.
Namun api tak kenal lelah,
ia menyusup masuk, menari di sela-sela tembok,
membakar ingatan, foto keluarga,
dan doa-doa yang terselip di sudut ruangan.

-000-

Biden menyebut ini kebakaran terparah dalam sejarah,
tapi bagi Maria, itu lebih dari sekadar berita.
Ini adalah kehilangan.
Tempat anak-anaknya bermain kini hanya abu.
Pohon apel yang pernah menjadi saksi cinta,
kini tak lebih dari arang yang terhempas angin.

Namun apa yang lebih menyakitkan
adalah kenyataan bahwa ini bukan hanya ulah alam.
Jejak tangan manusia terselip di balik asap.
Hutan yang seharusnya dilindungi,
diubah menjadi lahan kosong,
dibiarkan kering dan rapuh,
hingga menjadi santapan api yang rakus.

-000-

Di atas abu, manusia berkumpul,
bukan hanya untuk menangisi kehilangan,
tapi juga untuk bertanya pada diri sendiri.
Mengapa kita selalu terlambat mencintai?
Mengapa kita baru sadar saat semua lenyap?

Ada yang berdiri, menyuarakan harapan,
“Kita harus menjaga bumi ini!”
Namun suara itu terbenam
di antara raungan sirine pemadam,
jerit kesakitan, dan rintih hati yang kehilangan segalanya.

Di sisi lain, muncul solidaritas,
seperti tunas kecil di atas tanah yang terbakar.
Mereka membawa makanan, pakaian,
dan pelukan hangat.
Di tengah abu, manusia menemukan kembali
makna kebersamaan yang pernah terlupa.

-000-

Api ini mengajarkan sesuatu
yang seharusnya sudah kita pahami sejak lama.
Hutan bukan sekadar tempat bagi burung bernyanyi,
bukan hanya rumah bagi rusa dan serigala.
Ia adalah paru-paru dunia,
penjaga keseimbangan
yang sering kita abaikan.

Los Angeles hanyalah satu cerita,
dari ribuan yang tersebar di bumi.
Amazon yang terbakar,
hutan Indonesia yang tergerus sawit,
atau savana Afrika yang kian tandus.
Semua menjerit meminta perhatian,
namun kita sibuk mengejar keuntungan.

Apa yang bisa kita lakukan?
Bukan hanya berdonasi,
bukan sekadar doa dan harapan.
Tapi tindakan nyata,
mengurangi jejak karbon,
menghentikan deforestasi,
dan mendukung kebijakan yang menjaga alam.

-000-

Maria kini duduk di tenda pengungsian,
menatap langit yang mulai cerah,
meski abu masih melayang di udara.
Anak-anaknya tertidur,
sementara Roberto merangkulnya,
menghapus air mata yang belum sempat kering.

Los Angeles akan bangkit kembali,
tapi hutan yang hilang tak bisa digantikan.
Namun, ada satu harapan kecil,
bahwa dari kehancuran ini,
manusia belajar mencintai bumi
sebelum semuanya benar-benar terlambat.

Api yang membakar hutan,
bukan hanya melahap pepohonan,
tapi juga menyulut api di hati manusia.
Api untuk berubah,
api untuk menjaga,
agar kisah ini tak lagi berulang.

Rumah Kayu Cepu, 10 Januari 2025

Catatan :
[1] Puisi esai ini diinspirasi oleh berita kebakaran hutan di Los Angeles;
https://news.detik.com/internasional/d-7726270/ganasnya-kebakaran-hutan-los-angeles-biden-paling-parah-dalam-sejarah/1