Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

DAG DIG DUG

January 14, 2025 19:13
IMG-20250114-WA0077

Karya Putu Wijaya

Hatipena – Dag Dig Dug karya Putu Wijaya merupakan sebuah drama yang tak lekang oleh waktu, memotret kegelisahan manusia dalam menghadapi absurditas kehidupan.

Drama ini menampilkan ironi, ketegangan, dan ketidakpastian yang sering kali menyelimuti keseharian hidup manusia. Putu Wijaya menghadirkan situasi-situasi yang memaksa penikmat karyanya untuk merenung sekaligus tertawa getir, sebuah pengingat akan kekacauan yang mungkin sedang terjadi di dalam diri sendiri maupun di sekitar.

Teater Populer, dengan sejarah panjangnya dalam memproduksi karya-karya bermutu, merasa bahwa saat inilah momen yang tepat untuk mementaskan kembali Dag Dig Dug setelah pementasan 1977 di Taman Ismail Marzuki.

Di tengah perubahan sosial, politik, dan budaya yang begitu cepat, ada kebutuhan untuk kembali mengeksplorasi pertanyaan- pertanyaan mendasar tentang eksistensi manusia.

Melalui drama ini, Teater Populer menawarkan refleksi mendalam yang relevan bagi penonton masa kini, mengajak penonton untuk berpikir tentang posisi mereka dalam dunia yang makin penuh tekanan dan ketidakpastian.

simaklah salah satu dialognya.

“Biar bodo, biar edan, yang ngurus semua di sini, siapa? Dibiarkan makin kurang ajar. Siapa yang edan, siapa yang bodo? Maunya saja yang dipakai, bayar juga tidak. Dilayani, ditolong, malah menginjak-injak. Memangnya apa, orang mencuri-curi malah dikasih rumah, dikasih sawah. Aku saban hari sampai lecet, sampai makan tainya di sini, cuma jadi sasaran!” (Zulwani)

Pemain:

Bapak Salamun
Ibu Hartati
Cokro
Giarto
Giarno
Ibrahim
Tobing
Slamet Rahardjo
Niniek L. Karim
Jose Rizal Manua
Reza Rahadian
Donny Damara
Kiki Narendra
Onkar Sadawira