Albertus M. Patty *)
Refleksi Puitis Atas Mazmur 1
Hidup adalah pertarungan senyap,
di lorong sunyi antara angin dan sekam.
Aku melangkah, kadang gemetar, kadang pongah,
menyaksikan diriku berlari menuju bayang-bayang semarak dunia,
lalu jatuh, terduduk, mencari bayang bisikan-Mu.
Di tepi sungai, aku melihat pohon-pohon berbisik,
menggumamkan ayat-ayat yang tak pernah lelah mengalir.
Daun-daunnya melambai seperti tangan-Mu,
membasuh jiwaku yang sering kali kotor oleh kehendak sendiri.
Tetapi angin dunia berteriak lebih keras,
membujukku meninggalkan sungai,
menggoda dengan pesta yang tak pernah selesai,
mengajakku mencemooh keheningan-Mu.
Aku ini sekam, rapuh di ujung tiupan,
tetapi aku rindu menjadi pohon,
menancap di tanah kasih-Mu,
menghisap air kehidupan dari akar firman-Mu.
Di jalan ini, aku bertarung melawan diriku,
menimbang antara dunia dan surga,
dengan tubuh yang kerap menunduk,
dan jiwa yang memandang-Mu.
Ke mana aku harus memilih?
Bisikan-Mu lembut, namun sulit kuraih.
Langkahku berat, namun aku tahu,
tiap langkah menuju sungai-Mu adalah awal kekekalan.
Pagi sunyi ini aku memejamkan mata,
berdoa dalam sunyi yang retak oleh tangisku.
Di jalan pilihan ini, hanya kasih-Mu
yang mampu membawaku pulang.
Hidup adalah pilihan yang terus bergulir,
dan aku, sekam yang berharap menjadi pohon,
berharap pada anugerah yang tak habis-habisnya.
Tuntun aku dalam aliran-Mu, ya Tuhan.
Bandung, 16 Januari 2025
*) Seorang Religiositas dan Budayawan