Puisi Muslimin Lamongan
api diriku dirimu berkobar selalu
gelegak menantang Tuhan lantang kejahilan
menggenggam dunia membakar firman
menjelaga digdaya telah mati Tuhan
puing-puing kelucuan pesta anggur ketamakan
angin diriku dirimu beliung mengurung
tak ada rubung sesama dianggap liyan
yang memuja disanjung
yang menghela dirundung
untung rugi sebagai perhitungan relasi
kasih sayang warisan lampau tak berarti
kekerabatan persaudaraan candi bisu tradisi
lautan diriku dirimu tsunami menggulung harmoni
poranda porak sebagai laku abadi
selisih semakin gelombang memasang risih
melubangi perahu merakit sendiri ke pantai
seperahu karam salah sendiri
menangis iba hati menertawai
wahai api, angin, lautan diriku dirimu semata hedoni
sampai akhir waktu tak lekas peduli
hingga barzah bumi wegah merestui
Lamongan, 16 Januari 2025