Puisi Hamdan Esa
Bulan pucat nan dingin
menggantung di langit sendu
di atas kuba masjid mewah
pada subuh kota yang lelap
bulan pucat nan gigil
berselimut embun beku
angin subuh menyisip sela takbir
menyentuh jiwa-jiwa tafakkur
bulan pucat nan sedih
di bawahnya alam merintih
hutan digundul ketamakan
sungai nyaris mengering
tanah retak menangis
kemakmuran diabaikan
demi janji-janji manis
alisa kekasihku
bila kau bertanya
di mana kasih bertempat
ia ada di hati pedamba
namun sering tercekik ambisi
terjual dalam pesta kekuasaan
tapi lihatlah
bulan tetap bersinar lembut
menitip harap di tengah kabut
di atas masjid berseru
memanggil tulus jiwa-jiwa
bangkitlah.. bangkit dengan kasih
madatte, 16 januari 2025