Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)
SIAPA lagi kalau bukan Coach Justin, komentator kondang dengan bakat spesial, mengkritik segalanya. Di dunia sepak bola, ia ibarat pemilik kunci surga strategi. Setiap tim yang berlaga, pasti tak luput dari komentarnya yang tajam, sinis, dan penuh teori tingkat dewa.
Namun, apa jadinya kalau sang jenius ini justru menjadi korban dari apa yang ia kritik?
Hari Jumat yang cerah, Stadion Si Jalak Harupat menjadi saksi bisu drama absurd sepak bola modern. Timnas Indonesia U-17, di bawah asuhan Nova Arianto, melumat habis tim Korea Korea Selecao (KKS) asuhan Coach Justin dengan skor mengerikan 13-0. Ya, tiga belas nol. Bukan 1-3. Itu bukan typo.
KKS, singkatan dari Korea Korea Selecao, adalah proyek ambisius dari seorang anggota DPR. Katanya sih, mau jadi bibit unggul sepak bola Indonesia. Tapi nyatanya? Proyek ini malah jadi bahan tertawaan netizen setelah dihajar habis oleh bocah-bocah Timnas U-17.
Namun, mari kita beri mereka sedikit apresiasi. Butuh keberanian tingkat dewa untuk bertahan di lapangan saat gawang kebobolan sebelas, dua belas, tiga belas kali. Salut!
Di sisi lain, Nova Arianto yang merupakan murid STY, tampil sebagai pemenang sejati. Usai menghajar KKS hingga habis napas, ia justru memposting foto dirinya bersama Coach Justin dengan caption yang menggugah, “Terima kasih Coach masukannya.”
Apa isi nasihat Justin? Entahlah. Biasanya orang menang nasihati yang kalah. Lah, ini terbalik. Mungkin tentang bagaimana cara kalah dengan bermartabat. Atau, mungkin lebih teknis, “Lain kali jangan biarkan bola masuk ke gawang.”
KKS, melalui unggahan di Instagram, menyebut bahwa kekalahan 13-0 adalah “pelajaran berharga.” Tentu saja, pelajaran mahal kalau kita hitung kerugian moral dan finansial. Evaluasi akan dilakukan, katanya. Tapi, evaluasi macam apa yang bisa menyulap kekalahan tiga belas kosong jadi kemenangan? Apakah harus mengganti semua pemain dengan hologram Lionel Messi?
Selama ini, Justin adalah kritikus lantang yang gemar mengomentari strategi orang lain. STY saja ia kritisi. Namun kali ini, ia harus menghadapi kenyataan pahit. Kritik tajam yang biasa ia lontarkan seolah menampar dirinya sendiri.
Namun, jangan khawatir. Dunia tahu, Justin akan tetap berkomentar dengan gaya khasnya. Mungkin ia akan bilang, “Ini memang strategi saya. Kita sengaja kalah untuk menguji mental Timnas U-17.”
Begitulah siklus absurd sepak bola Indonesia. Di satu sisi, Timnas U-17 sedang bersiap menuju Piala Asia. Di sisi lain, tim seperti KKS hadir sebagai pengingat bahwa mimpi besar seringkali hanya sekedar ilusi.
Akhir kata, mari doakan yang terbaik untuk Timnas U-17. Untuk Coach Justin, mungkin ini saatnya mencoba karier baru, stand-up comedy.
#camanewak