Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Itik Buruk Rupa

December 19, 2024 09:45
Foto : Artificial Intelligence
Foto : Artificial Intelligence

Karya Hans Christian Andersen

DI SEBUAH peternakan kecil, seekor induk bebek sedang mengerami telur-telurnya. Suatu hari, telur-telur itu mulai menetas, dan keluarlah anak-anak bebek yang lucu. Namun, ada satu telur yang lebih besar dan menetas paling akhir. Ketika anak bebek itu keluar, ia terlihat sangat berbeda dari yang lain. Bulu-bulunya kasar dan abu-abu, tidak sehalus dan secantik saudara-saudaranya.

Anak bebek itu sering diejek oleh bebek-bebek lain dan bahkan oleh hewan-hewan di peternakan. Mereka menyebutnya “itik buruk rupa.” Karena sedih dan kesepian, ia memutuskan untuk pergi dari peternakan dan mencari tempat yang lebih baik.

Selama musim dingin yang panjang dan berat, ia berjuang untuk bertahan hidup. Namun, ketika musim semi tiba, ia melihat sekelompok angsa yang indah berenang di danau. Ia merasa malu tetapi tetap mendekat untuk meminta izin berenang bersama mereka, meskipun ia mengira akan ditolak.

Saat melihat bayangannya di permukaan air, ia terkejut. Ia bukan lagi anak bebek abu-abu yang jelek, tetapi seekor angsa putih yang anggun dan indah! Ternyata, selama ini ia bukanlah bebek, melainkan angsa yang tumbuh perlahan hingga menjadi makhluk yang mempesona.

Sejak saat itu, ia hidup bahagia bersama angsa-angsa lainnya dan tak pernah merasa terasing lagi.

Pesan Moral:
Jangan menilai seseorang dari penampilannya. Kadang-kadang, kita membutuhkan waktu untuk tumbuh dan menunjukkan potensi sejati kita.