Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Legenda Candi Prambanan dan Roro Jonggrang

January 23, 2025 20:47
IMG-20250123-WA0089

Diceritakan Mitha Pisano

HATIPENA.COM – Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Pengging, yang dipimpin oleh raja sakti mandraguna yang bernama Prabu Damar Moyo. Sang raja memiliki seorang putra yang gagah berani dan juga perkasa bernama Bandung Bondowoso, seorang pangeran yang memiliki kesaktian sangat luar biasa.

Di tempat lain juga terdapat sebuah Kerajaan Prambanan yang diperintah oleh Raja Prabu Boko, seorang raja raksasa yang amat kejam. Kerajaan ini sering menyerang kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Pada suatu hari, Prabu Boko berusaha menyerang Kerajaan Pengging, akan tetapi dalam pertempuran mengalami kekalahan. Dalam pertempuran tersebut, Prabu Boko tewas, dan Kerajaan Prambanan jatuh ke tangan Bandung Bondowoso.

Setelah menguasai Kerajaan Prambanan, Bandung Bondowoso bertemu dengan Roro Jonggrang, putri dari Prabu Boko yang terkenal dengan kecantikannya. Bandung Bondowoso pun jatuh cinta dan ingin menikahinya. Akan tetapi, Roro Jonggrang tidak mencintai Bandung Bondowoso karena dia telah membunuh ayahnya. Roro Jonggrang menolak cinta Bandung Bondowoso secara halus, dengan memberikan syarat yang sangat sulit: Bandung Bondowoso harus membangun 1.000 candi hanya dalam waktu satu malam.

Dengan mengerahkan seluruh kesaktiannya, Bandung Bondowoso meminta bantuan pasukan jin dan makhluk halus untuk membangun candi-candi tersebut. Para jin-jin tersebut bekerja dengan sangat cepat, dan hampir menyelesaikan tugas itu sebelum fajar menjelang. Melihat hal ini, Roro Jonggrang menjadi khawatir. Ia meminta para wanita di desanya untuk membakar jerami dan memukul-mukul lesung untuk meniru suasana suara di pagi hari. Para jin mengira fajar telah tiba, sehingga mereka segera menghentikan pekerjaannya. Dengan kejadian demikian akibatnya, candi yang selesai dibuat hanya berjumlah 999.

Bandung Bondowoso sangatlah marah karena dia merasa ditipu. Ia dengan amarahnya yang begitu besar lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu untuk melengkapi candi yang terakhir. Arca Roro Jonggrang hingga kini dipercaya sebagai patung utama di Candi Prambanan.


Cerita ini menjadi legenda yang melekat dengan Candi Prambanan, yang kini merupakan salah satu situs bersejarah dan ikon budaya di Indonesia.

Cerita ini juga mengingatkan kita untuk hidup dalam kejujuran, menghormati orang lain dan tidak dikuasai hawa nafsu atau emosi negatif.

Bukittinggi, Januari 232025