Puisi Gol A Gong
istriku menata dirinya di meja makan
tak ada bedak lipstik bercampur di wajahnya
denting mangkok menusuk hati
mengudara resah ke setiap sudut rumah
sudah enam belas tahun kuingat taplak meja itu
bernoda semangkok bubur ayam
dari beras impor melukai senja istriku
dicampur racun penyedap hidup
istriku tak mengubah letak mangkok berdarah
terhidang di meja makan buram penuh amarah
di depan kami biasa duduk bernanah
tiga kursi ringkih menanti langit memerah
“Mbaknya belum berkabar dari Arab?”
tiga mangkuk bubur ayam rasa pedas diantar
satu mangkuk untukku pecah
satu mangkuk remuk untuk dirinya
satu lagi mangkuk untuk kursi kosong
buah hati kami tak kembali berbuah
kuingat betul di setiap serpihan catatan
irisan ayam kampung di bibirnya yang pucat
sebelum memasukkan paspor berlumpur
ke dalam cita-citanya yang luhur
Bandung, 17/7/2014