Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Kidkop

January 26, 2025 11:41
IMG-20250126-WA0012

Albertus M.Patty *)

HATIPENA.COM – Dua hari lalu, seorang teman memberi saya buku ‘Renegade’ karya Adam Kinzinger. Buku ini sebuah memoar yang menyoroti perjalanan moral dan politik Kinzinger sebagai anggota Kongres Partai Republik. Dia seorang yang berpegang teguh pada lima prinsip yaitu Keberanian, Integritas, Demokrasi, konstitusi dan Persatuan Bangsa yang dalam tulisan singkat ini saya ringkas menjadi Kidkop.

Kinzinger mengisahkan kehidupannya, mulai dari karir militernya sebagai pilot Angkatan Udara hingga menjadi salah satu dari sedikit Republikan yang mendukung pemakzulan Donald Trump dan terlibat dalam penyelidikan serangan 6 Januari 2021 di Capitol.

Apa motif Kinzinger sehingga dia berbeda pendapat dengan partainya sendiri? Jawabnya, karena dia pemegang teguh nilai luhur yang menuntunnya dalam bertindak dan mengeluarkan kebijakan. membela nilai-nilai inti demokrasi: Kidkop.

Kinzinger mengkritik keras ekstremisme politik, budaya disinformasi, dan kecenderungan para politisi partainya senduri untuk mengutamakan loyalitas partisan daripada kebenaran. Sering pembelaan terhadap partai mengabaikan bahaya besar yaitu hancurnya persatuan bangsa. Baginya, mempertahankan nilai-nilai luhur demokrasi dan Konstitusi demi keadilan, kesetaraan dan persatuan adalah tanggung jawab yang melampaui batas partai.

Ia tidak hanya mengkritik, tetapi juga menginspirasi. Kinzinger menekankan pentingnya mempertahankan prinsip meski menghadapi risiko, seperti ancaman karir dan keselamatan pribadi. Pesannya jelas: keberanian individu dapat membuat perbedaan di tengah krisis demokrasi.

Tetapi, buku ini pun perlu diritik. Kinzinger kurang memberi solusi sistemik. Tidak ada perbandingan dengan kasus di negara-negara lain yang bisa memperkaya. Fokusnya yang personal membuat buku ini terasa seperti seruan moral, alih-alih peta jalan untuk memperbaiki politik Amerika yang terpolarisasi. Meski demikian, narasi ini tetap relevan bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Integrtas dan Persatuan Nasional
Jerman, misalnya, para politisinya memiliki integritas dan kesetiaan untuk menjaga stabilitas politiknya melalui koalisi lintas partai yang menempatkan persatuan nasional di atas kepentingan kelompok. Sebaliknya, Brasil pada masa Jair Bolsonaro menunjukkan bahaya ketika ekstremisme dan polarisasi merusak lembaga demokrasi sehingga merapuhkan persatuan bangsa. Dalam kasus Brazil, Bolsonaro adalah ‘ngengat’ yang merapuhkan persatuan bangsa. Pengalaman kedua negara ini mengajarkan pentingnya integritas politik dan kemampuan bertindak melampaui batas primordialisme, demi persatuan bangsa. Hal ini penting, terutama saat bangsa berada dalam krisis.

Bagi Indonesia, Renegade menawarkan pelajaran berharga, terutama dalam politik yang sering partisan dan elitis. Sering politisi mamou mengeritik partai-partai lain tetapi tumpul dalam mengeritik partainya sendiri. Nah, buku ini adalah panggilan untuk menegakkan Konstitusi dan menolak disinformasi sangat relevan. Pemimpin dan rakyat Indonesia harus mengutamakan persatuan nasional di atas kepentingan politik sempit.

Pesan moral Kinzinger menegaskan bahwa demokrasi hanya bisa bertahan jika semua pihak, termasuk elite politik, menjaga integritas dan keberanian moral. Seperti di Amerika, tantangan ini membutuhkan tindakan nyata, bukan hanya seruan idealis. Indonesia dapat belajar bahwa hanya dengan prinsip kuat, Konstitusi dan demokrasi dapat bertahan menghadapi ujian zaman. (*)

Bandung, 26 Januari 2025

*) Seorang Religiusitas dan Penulis

Berita Terkait

Berita Terbaru