Banyak netizen senang sekali bila Budi Arie ditetapkan jadi tersangka. Padahal ia menteri lo. Mestinya didoakan. Entah dosa apa yang diperbuat Budie sampai ramai diharapkan oleh banyak orang jadi tersangka. Benarkah demikian?
Sambil menikmati kopi tubruk no sugar di pinggir Jalan Uray Bawadi Pontianak, yok dikupas sang menteri yang hari ini dipanggil polisi.
Kalau ada yang senang lihat pejabat kena masalah, itu tandanya tingkat kebaperan sosial kita tinggi. Tapi mari kita akui, ini agak lucu. Budi Arie Setiadi, mantan Menkominfo, tiba-tiba jadi sorotan. Alasannya? Karena lagi diperiksa di Bareskrim. Bukan cuma diperiksa, tapi rakyat sudah bersorak-sorai membayangkan dia jadi tersangka. Apa dosa dia? Kita juga tidak tahu.
Pagi itu, Gedung Bareskrim terlihat sunyi. Seperti hati rakyat yang terlalu sering dikecewakan. Budi Arie, katanya, datang pukul 10 pagi. Lewat pintu mana? Ini pertanyaan retoris. Siapa juga yang peduli? Yang penting bagi rakyat, ada harapan untuk menyaksikan “sinetron keadilan” dengan pemeran utama seorang menteri.
Projo, organisasi pendukung presiden, langsung angkat bicara. Katanya, isu Budi Arie terlibat judi online adalah “framing jahat dan politik keji.” Wah, berat. Kalau ada yang lebih jahat dari framing, mungkin cuma sinyal internet yang hilang saat butuh banget.
Tapi begini. Kalau framing itu jahat, lalu kenapa masyarakat kok ramai berharap Budi jadi tersangka? Apakah ini karena koleksi meme rakyat sudah menipis? Atau mungkin, mereka hanya butuh hiburan baru di tengah berita politik yang monoton.
Dalam suasana yang dramatis ini, rakyat Indonesia malah seperti kolektif penggemar sinetron, yang berharap tokoh antagonis akhirnya masuk penjara. “Doa dulu dong,” mungkin itu yang akan dikatakan oleh fans Budi. Tapi masalahnya, doa rakyat sering ambigu.
“Ya Allah, semoga dia benar-benar tersangka, biar kapok!” Apakah ini doa atau kutukan?
Bareskrim, hari itu, seperti teater besar tanpa tiket masuk. Semua tahu ada drama di dalam, tapi tidak tahu jalan ceritanya. Arief Adiharsa, Wakil Kepala Kortas Tipidkor, seperti dalang yang terlalu malas berbagi detail. “Tanyakan ke Polda Metro Jaya,” katanya.
Baiklah. Kalau mau tahu lebih jelas, tanyakan ke Polda. Kalau Polda juga tidak jawab, tanyakan ke langit. Karena di republik ini, ada banyak hal yang hanya Tuhan dan oknum yang tahu.
Mungkin rakyat butuh hiburan. Lagi pula, setelah berbulan-bulan dihantam berita kenaikan PPN 12 persen, mereka butuh kisah lain. Kasus ini, dengan segala misterinya, seperti film thriller yang bikin penasaran.
Entah apa hasil pemeriksaan ini. Entah Budi Arie jadi tersangka atau tidak, satu yang pasti, rakyat akan tetap menonton sambil ngopi. Kalau dia benar-benar jadi tersangka, jangan salahkan rakyat yang tertawa. Karena di negeri ini, korupsi sudah jadi lelucon yang paling menghibur, meski pahit di hati.
#camanewak
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar