Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Tim Ini Pernah Kalahkan Argentina

January 28, 2025 12:01
IMG-20250128-WA0064

Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)

HATIPENA.COM – STY sudah pergi, banyak menangis. Timnas U20 yang pernah mengalahkan Argentina, kembali kalah untuk kedua kalinya. Sedih makin bertambah. Walau kopi terasa pahit, yok kita bahas lagi kiprah Garuda Muda di bawah asuhan Indra Syafri.

Timnas U-20. Tim yang pernah membanggakan bangsa. Pernah, loh, pernah! Mengalahkan Argentina, katanya. Itu Argentina, negara sepak bola dengan koleksi piala segunung. Tapi sekarang? Aduh, mohon maaf, bukan Argentina lagi yang ditumbangkan, tapi justru ditumbangkan Yordania dan Suriah. Seolah mereka berkata, “Hei, ini Sidoarjo, bukan Buenos Aires!”

Hasil 1-0 dan 2-0 di Mandiri U-20 Challenge Cup ini sukses menambah deretan “prestasi unik” yang bikin kita mengernyit. “Unik” di sini artinya, kalah lagi, kalah lagi. Tapi ya, santai saja. Katanya, ini hanya pemanasan. Kalau kalah di pemanasan, siapa tahu nanti pas Piala Asia malah panas beneran. Optimis dulu, trauma belakangan!

Pelatih Indra Sjafri bilang waktunya mepet. Oh, jelas, waktu itu barang mewah. Tapi sepekan cukup kok, asal pemainnya tiba-tiba berubah jadi superhero yang one punch shot, one goal. Kalau tidak? Ya sudah, minimal mereka tahu cara membawa bola ke lapangan lawan tanpa kehilangan di tengah jalan.

Menurut Gusnul Yakin, masalah mental harus diperbaiki. Mental. Ini berat. Soalnya kalau mental pemain kalah sebelum tanding, rasanya seperti meminta pohon pisang berbuah duren, mustahil, tapi tetap dicoba. Karena, ya, siapa tahu keajaiban ada di China. Lagian, keajaiban suka datang kalau kita sedang terjepit. Kalau nggak datang? Ya minimal doa jangan putus.

Di Piala Asia nanti, Indonesia U-20 tergabung di Grup C. Lawannya? Uzbekistan, Iran, dan Yaman. Uzbekistan adalah juara bertahan. Iran? Tim solid yang jago bikin lawan ngos-ngosan. Yaman? Yah, masih misteri, tapi jangan terlalu berharap mereka kasih kado manis. Bayangkan, Timnas kita yang di Sidoarjo kalah di kandang sendiri, harus menghadapi tim-tim yang bukan cuma tangguh, tapi juga punya track record mencengangkan.

Tapi tak mengapa. Kita tetap bisa menghibur diri. Kalau kalah, bilang saja, “Ini adalah perjalanan spiritual.” Kalau menang? Ah, itu akan jadi cerita plot twist terbaik tahun ini.

Kata orang bijak (entah siapa), “Kalah di awal itu wajar, menang di akhir itu baru luar biasa.” Mari kita anggap dua kekalahan ini sebagai bagian dari naskah drama besar. Mungkin nanti di Piala Asia, Indonesia U-20 tiba-tiba main seperti punya Lionel Messi yang kebetulan lupa pulang dari Argentina.

Atau ya, mungkin juga tidak. Tapi siapa peduli? Yang penting kita mendukung. Jangan lupa bilang, “Semangat, Garuda Muda!” Karena, bagaimanapun, cinta itu menerima. Termasuk menerima kalah berkali-kali. (*)

#camanewak