Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Ketika Semut Melawan Gajah, Sebuah Paradoks

January 29, 2025 12:22
IMG-20250129-WA0003

Oleh : Warsit MR

HATIPENA.COM – Beberapa ekor gajah itu gelisah, dan tak nyenyak tidur, apa lagi makan. Kegelisahannya terus berlanjut karena diganggu gerombolan semut. Gajah tak berkutik karena pasukan semut menyerang melalui lubang telinga gajah.

Para gajah lari terbirit-birit, pontang panting seakan tak berdaya, akhirnya terjerembab dan mati.

Sebuah fenomena kehidupan yang seakan tidak masuk di akal sehat. Bagaimana mungkin si kecil atau lebih tepatnya minoritas bisa mengendalikan mayoritas atau kekuasaan negara?

Dalam dunia fana saat ini memang sudah terbalik. Kelompok “kecil” bisa mengalahkan kelompok yang lebih besar. Bahkan kelompok yang lebih besar itu dibuat seakan tak berkutik. Apa gerangan penyebabnya?

Mudah ditebak, karena si kelompok yang besar itu haus terhadap duniawi. Haus kekuasaan dan tak memiliki harga diri.

Bagaimana alur ceritanya, laut bisa dikapling-kapling?

Demikian itu juga tak sulit untuk ditebak. Di satu sisi si minoritas berlaku serakah yang didukung oleh finansial yang kuat. Sementara si mayoritas berlaku korup dan lebih serakah.

Ketika si serakah ketemu dengan si serakah lainnya, maka muncul kesrakahan kuadrat yang berakibat mendegradasi moral. Sehingga antar pejabat saling lempar tanggung jawab. Kondisi demikian itu sekarang benar-benar terjadi di sekitar kita.

Kasus pagar laut di kawasan pantai Banten, mestinya tidak akan terjadi bila para pejabat yang terkait masing-masing memiliki konsistensi dan memegang teguh terhadap sumpah jabatannya.

Dalam kasus pagar laut tersebut bisa menjadi cermin, betapa kokohnya kelompok kecil bermodal besar bisa melumpuhkan kekuasaan dalam sebuah negara.

Dibutuhkan kecermatan dan kecerdasan rakyat, agar tidak sekedar puas dengan pemberian sembako.

Waspadalah, terhadap tanah air kita, jangan sampai digadaikan oleh para penguasa. Sebab bila laut sudah bisa dikapling-kapling, khawatir udara akan bernasib sama.

Semarang, 29 Januari 2025