Arsiya Oganara
Bahtera di lautan adalah kehidupan, denyut ialah pergerakan, pergerakan merupakan perpindahan, tindakan di darat, laut, dan udara adalah perjalanan.
Kapal-kapal berlayar laksana gunung-gunung mengikuti arah angin yang menggerakkan ombak di laut atas keinginan-Nya.
Dia menahan benda langit dan menundukkan bumi beserta isinya, bisa saja langit runtuh menimpa mausia dan bumi bergejolak menumpahkan isinya. Doa-doa hamba menahan segala angkara murka.
Manusia tetap saja melakukan kerusakan yang tampak di muka bumi tanpa ada penyesalan sedikit pun. Manusia merasa punya kuasa tanpa halangan dan rintangan melakukan semuanya.
Samudra terbentang merupakan sarana perpindahan dan pertukaran mencari karunia-Nya. Manusia berlomba-lomba mewujudkan keinginannya.
Dia jua menciptakan dua laut yang berbeda, tak tercampur, tetap pada posisinya, semua kehidupan berawal darinya. Tawar, segar, dan sedap diminum ketika dahaga dan yang lain asin lagi pahit.
Ingatlah, pertama bahtera Nuh tunduk dan patuh melakukan penyelamatan manusia dan hewan melakukan perjalanan dibawah naungan-Nya.
Tetapi kebanyakan manusia ingkar, seakan-akan semua bisa dikendalikan sesuka hati tanpa ada setitik pun ketakutan akan azab yang datang sekejap mata merenggut harta, benda, dan hal apa saja yang dicinta sirna.
Saat mereka terselamatkan dari amarah angin dan gelombang empat penjuru mata angin, seketika doa dan ketaatan terucap, namun acap kali keangkuhan dan kedustaan terulang.
Mahasuci Dia, bahtera di lautan merupakan tanda-tanda bagi insan sabar dan syukur.
Bandar Lampung Minggu, 1 Desember 2024