anto narasoma
o, puisi memang ampuh
seperti putaran api badai di los angles, membakar pagar-pagar laut yang mengencingi wajah-wajah nelayan sesaat sebelum tangisan itu membadai
maka,
pagar-pagar itu pun tumbang ketika ribuan kata pilihan membara menjadi selongsong peluru yang tajam bagai lidah pemilik modal
dari balik praktik kongkalikong
yang menakut-nakuti
jaring ikan nelayan,
pada akhirnya
sajak perlawanan mampu meninju
wajah-wajah setegar dinding pagar lautan
lihatlah,
pagar laut di sepanjang kegelisahan yang telah merobek-robek kertas perizinan, akhirnya tergelimpang ke dalam sorak sorai para nelayan
maka ambruklah
pagar-pagar laut yang melukai percikan air laut yang membuka ruang bagi kerabat para nelayan
lalu,
pagar laut pun pamit setelah melukai kegelisahan orang-orang pantai, ketika sajak-sajak menguraikan kebencian atas kepentingan materi yang merusak makna puisi penyair (*)
Palembang, 28 Januari 2025