Puisi L K Ara
Pagi itu di Istanbul
Aku duduk di sudut kota tua,
Secangkir kopi mengepul di tanganku,
Seperti doa yang baru saja terucap.
Di kejauhan, instrumen Turki bernyanyi,
Nada-nadanya melengkung seperti sungai,
Mengalir ke telinga, menyentuh hati,
Seakan mengisahkan rindu yang abadi.
Kopi di cangkirku, hitam bagai malam,
Rasanya melantun bersama melodi,
Pahitnya menyentuh kenangan,
Manisnya seperti harapan yang belum mati.
Tulip di taman, diam menyimak,
Kelopaknya bergerak lembut pada irama,
Seolah turut berdzikir dalam warna,
Menghiasi pagi dengan pujian pada-Nya.
Nada qanun dan ney bertaut,
Mengisi udara dengan cinta yang sunyi,
Kopi, tulip, dan musik Turki,
Bersama mengalun dalam harmoni ilahi.
Di sini, aku belajar makna keindahan,
Bahwa semua ini adalah pertemuan,
Antara rasa, warna, dan suara,
Yang memuliakan Sang Maha Kuasa.
Istanbul, 2019