Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar
HATIPENA.COM – Maaf agak telat, wak. Maklum lagi nguji skripsi mahasiswa. Kalah itu menyakitkan. Namun, masih ada putaran kelima. Masih ada waktu bagi Mega dkk balas dendam. Yok, kita kupas laga super bigmatch siang tadi.
Langit Daejeon kelabu. Udara dingin menggigit. Tapi di dalam Chungmu Gymnasium, api membara. Megawati Hangestri Pertiwi berdiri tegak. Matanya menyala. Otot-ototnya menegang. Ia bukan sekadar manusia siang tadi. Ia pendekar. Ia Megatron.
Di seberangnya, Pink Spiders. Laba-laba raksasa dengan jaring kemenangan yang sudah mereka rajut sejak awal musim. Mereka tahu siapa yang mereka hadapi. Mereka tahu tangan baja itu bisa menghancurkan tembok. Mereka tahu Megawati bukan lawan sembarangan.
Wasit meniup peluit. Perang dimulai. Red Sparks tertinggal 2-4. Lalu 5-10. Megawati melompat, tangan kanannya mengayun, bola melesat seperti meteor! Tapi blok Pink Spiders setebal tembok istana kekaisaran. Bola mental. Megawati terdiam sejenak. Ini belum waktunya menyerah.
Red Sparks mengejar. 12-16. 18-20. 21-23. Tapi Kim Yeon Kyung dkk terlalu lincah, terlalu kejam. 21-25. Satu set hilang.
Megawati mengatur napas. Matanya menatap kosong ke papan skor. Ini baru pemanasan. Pink Spider tersenyum ke hadapan ribuan pendukung Red Force.
Set kedua dimulai. Inilah yang membuat jantung rasa mau copot. Kejar-kejaran angka terjadi. 10-7. 12-8. 15-11. Megawati mengaum. Ia bukan hanya menyerang, ia menghancurkan. Blok, spike, servis ace! Pink Spiders goyah. Tapi mereka bukan tim ecek-ecek. Mereka bertahan. Mereka membalas. Kedudukan imbang 17-17.
17-20. Megawati menatap langit-langit. Apakah ini ujian dari para dewa voli? Tapi pendekar tak menyerah. Megawati menolak tunduk pada laba-laba. Spike-nya menembus jaring lawan! 21-21. 26-26. 27-26. Satu lagi. Hanya satu lagi. Dan… bola Pink Spiders keluar! 28-26!
Chungmu Gymnasium meledak! Emosi penonton macam diaduk-aduk. Apalagi penonton di rumah. Banyak yang nambah kopi.
Set ketiga. Ini saatnya membantai. Red Sparks terbang tinggi. 5-1. 10-5. Megawati mengguncang bumi dengan servis ace-nya! Kim Yeon Kyung, sang ratu voli, ditarik keluar. Pink Spiders menyerah. 25-15. Anak asuh Koheejin di atas angin. Kemenangan sudah di depan mata.
Tapi tak ada kemenangan tanpa pengorbanan. Set keempat. Red Sparks terjebak. 0-3. 5-10. 9-16. Megawati melawan. Ia mencoba menerobos blok. Tapi Pink Spiders sudah belajar. Mereka membangun dinding lebih tinggi, lebih kuat. Megawati tertahan. 11-20. Pelatih Ko Hee Jin menarik pasukannya.
15-25. Semua mata menatap set kelima. Megawati kembali ke lapangan. Penuh luka. Penuh tekad. Angka 0-3. 2-6. 5-10. Red Sparks berusaha mengejar, tapi Pink Spiders sudah berlari terlalu jauh. 7-10. 9-15.
Hening. Red Sparks kalah. Duh, sedihnya, wak. Kemenangan ke-14 buyar. Tenang, dara Jember walau kalah, kepalanya masih tegak. Ia mencerak 31 poin.
Tapi ini bukan akhir. Jauh dari itu. Liga masih panjang. Putaran kelima menanti. Api balas dendam bisa saja membakar lebih hebat di pertemuan berikutnya. Megawati dan Red Sparks masih menikmati posisi ketiga klasemen. Tiket playoff masih dalam genggaman.
Pink Spiders boleh menang hari ini. Tapi belum tentu besok.
Di masa depan, di arena lain, Megawati akan kembali. Ketika saatnya tiba, ia tidak hanya akan menang. Ia akan membakar habis semua jaring laba-laba di dunia. (*)
#camanewak