Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Orang Bakhil Dijauhkan Manusia, Dekat dengan Neraka

February 1, 2025 07:13
IMG-20250201-WA0012

H. Makmur A. Syaik, M.Ag *)

HATIPENA.COM – “Wahai sekalian manusia sebarkan salam, sambung silaturrahmi, berilah makan dan sholatlah ketika manusia tidur, masuklah ke dalam surga dengan penuh keselamatan” (HR Ibnu majjah)

Hadis di atas merupakan pidato pertama yang disampaikan Nabi Muhammad SAW ketika beliau tiba di Madinah, tepatnya di daerah Quba, pada peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah.

Selain kehadirannya yang sangat ditunggu oleh umat Islam, kata-kata yang keluar dari lisan Nabi Muhammad SAW untuk yang pertama kalinya juga begitu dinanti oleh banyak orang, baik dari kalangan sahabat maupun tokoh agama lainnya, seperti Abdullah bin Salam, seorang tokoh agama Yahudi, sangat antusias menantikan apa yang akan disampaikan oleh Nabi.

Abdullah bin Salam telah mengetahui dari kitab-Nya taurat bahwa akan hadir datang seorang nabi yang terakhir dengan ciri-ciri bijaksana, jujur dan berintegritas.

Ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan pidato singkat itu, Nabi berbicara dengan penuh keyakinan dan dengan wajah yang memancarkan ketenangan dan kejujuran sebagai seorang rasul. Kata-katanya yang singkat, padat, dan jelas, mengandung makna yang sangat dalam.

Setiap kalimat yang beliau ucapkan mudah dipahami oleh siapa saja, tidak terbatas pada kalangan tertentu. Bahkan orang-orang yang belum beriman kepada beliau akan membenarkan bahwa beliau adalah seorang utusan Allah, sebagaimana Abdullah bin salam yang langsung menyatakan keimanan-Nya.

Sabda beliau mengandung ajakan untuk menyampaikan kedamaian melalui salam, menjaga hubungan baik antar sesama manusia dengan menyambung silaturahmi, serta memberi makan kepada yang membutuhkan. Anjuran ini menunjukkan tentang bagaimana manusia harus terus mengasah kesalehan sosialnya.

Tidak hanya itu, beliau juga memerintahkan kepada mansuaia untuk melakukan pendekatan khusus kepada Tuhan melalui sholat malam, sebagai wujud pentingnya kesalehan individual. apa yang beliau sampaikan juga meruapkan bukti bahwa ajaran Islam itu sangat memperhatikan keseimbangan anatara kesalehan sosial (dunia) dan kesalehan indvidual (akhirat) bagi setiap pemeluknya.

Ajaran Islam Itu Indah

Pertama, Menyebarkan salam. Secara literal menyebarkan salam berarti mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan orang. Ucapan salam ini bukan sekadar kata-kata biasa, melainkan mengandung doa dan keberkahan.

Artinya, bagi yang mengucapkan doa berharap agar orang yg menerima ucapan salam ini hidupnya di limpahi segala kebaikan dan di jauhkan dari segala keburukan. Dan ini tentu saja juga terlimpah kepada orang yang mengucapkannya, baik ucapannya itu dijawab atau tidak oleh lawan bicaranya.

Inilah ajaran Islam yang sangat luar biasa indahnya, baru bertemu saja sudah diawali dengan mendoakan segala kebaikan, bahkan mungkin kepada orang yang belum kita kenal sekali pun.

Selanjutnya secara maknawi menyebarkan salam berarti Nabi Muhammad memerintahkan kepada umatnya untuk menyebarkan keselamatan (kedamaian) didalam kehidupan ini, oleh karena arti dari salam itu sendiri adalah keselamatan, kesejukan, dan kedamaian.

Ini artinya, umat Islam di dalam kehidupannya harus senantiasa menyebarkan keselamatan (kedamaian) di mana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun. dan tentu saja sebaliknya umat islam tidak boleh menyebarkan ujaran kebencian, hoax maupun ujaran fitnah yang akan menimbulkan kegaduhan dan keonaran.

Dalam pandangan Islam, menyebarkan kebencian—apalagi fitnah—adalah perbuatan buruk dan dosa besar. sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an yang mengibaratkan orang yang menyebarkan fitnah seperti orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri (QS. Al Hujarat : 12).

Oleh karena itu, pada ibadah yang paling pokok dalam Islam, yakni sholat, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Hal ini mengandung makna yang sangat dalam, bahwa seseorang yang dalam sholatnya bisa mengucapkan takbir—yang berarti kebesaran Allah—maka dalam kehidupan sehari-hari, ia juga wajib untuk menyebarkan kedamaian dan kesejukan (salam). Tidak boleh ada perbedaan antara takbir dengan tindakan yang bertentangan dengan prinsip Islam.

Maka, jika seseorang mengucapkan takbir, namun justru digunakan untuk memfitnah, menghujat, atau menjelek-jelekkan orang lain, maka perbuatannya tersebut jelas tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad. sebagaimana bunyi hadisnya di atas, bahwa jika menginginkan surga maka sebarkan salam (kedamaian).

Kedua silaturrahmi. secara bahasa silaturrahmi berasal dari kata silah dan rahim (rahmi). Silah artinya hubungan atau ikatan dan rahmi (rahim) adalah kasih sayang. Jadi silaturrahmi secara bahasa berarti menyambung kasih sayang atau menjalin dan memperat hubungan kekerabatan.

Dengan demikian silaturrahim ini bisa diartikan menjalin hubungan baik, baik dengan keluarga, teman, maupun dengan sesama lainnya dengan dasar kasih sayang, dengan harapan mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari Tuhan.

Hubungan atau ikatan yang didasarkan dengan kasih sayang (hati nurani) ini akan menumbuhkan persaudaraan yang kokoh dengan tidak memandang derajat dan status sosial yang ada. Hubungan ini juga tidak berdasarkan pada latar belakang suku, budaya bahkan agama, tapi betul-betul berdasarkan kasih sayang dan kemanusiaan. Persaudaraan seperti inilah yang akan melahirkan ikatan emosional untuk saling toleransi dan saling menghargai, serta saling hormati antara satu dengan yang lainnya.

Silaturrahmi ini juga merupakan bagian dari ajaran Islam ysng paling penting, karena dengan silaturrahmi ini bisa memperbaiki hubungan yang retak, bisa menyambung kekeluargaan yang terputus, bahkan bisa memberikan solusi dari berbagai persoalan di meja silaturrahmi.

Maka adalah wajar jika nabi mengatakan, bahwa fadilah dari silaturrahmi adalah memperbanyak rezki serta bisa memanjangkan umur. Dan Insyaallah siapa yang memperbanyak silaturrahmi akan mempermudah untuk menuju surga dan sebaliknya siapa yang memutus silaturahmi maka ia juga memutus jalan untuk menuju surga. “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturrahmi” (HR. Bukhori dan Muslim)

Ketiga memberi makan kepada yang membutuhkan. Perintah memberi makan ini tentu saja harus dimaknai secara luas. memberi makan ini bisa di maknai anjuran untuk bersedekah. Bersedekah artinya kita mengeluarkan dari harta kita apa yang menjadi hak orang lain. Dengan bersedekah kita bisa memenuhi kebutuhan hidup orang dalam kesulitan.

Dengan bersedekah kita bisa mengurangi penderitaan orang lain. Ini adalah amalan yang disukai Allah Swt. dalam sabdanya nabi mengatakan, “Orang dermawan (suka bersedekah) itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka. Sedangkan orang bakhil (kikir) itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka” (HR Tirmidzi dan Baihaki).

Makna lain dari anjuran nabi memberi makan mempunyai arti kepedulian sosial. di mana setiap orang digugah untuk memiliki rasa empati sekaligus simpati terhadap lingkungan sosialnya. tidak boleh kita merasa kenyang, kita merasa lebih sementara di lingkungan kita masih ada yang kelaparan.

Maka dari kepedulian sosial ini akan melahirkan satu rasa untuk saling membantu, saling tolong menolong. yang kuat membantu yang lemah, yang kaya menolong yang miskin, yang berilmu mengajari yang bodoh, dst. Dan dari sinilah lahir budaya saling asah, asuh dan asih antara satu dengan yang lainya tanpa membedakan suku, budaya dan agamanya.

Keempat, Sholatlah ketika manusia tertidur. yang di maksud sholat ketika manusia tertidur adalah sholat tahuajud (qiamullail) yang biasa di lakukan pada waktu sepertiga malam. sholat ini sangat penting karena sholat ini adalah sholat yang paling utama. “Sholat yang paling utama setelah sholat fardu adalah sholat malam”(HR. Muslim).

Allah berfirman “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat terpuji” (Qs. Al Isra : 79).

Ayat ini merupakan perintah kepada umat Islam untuk melaksanakan sholat malam, sekaligus juga menyampaikan tentang ganjaran yang akan diperoleh dari sholat malam tersebut yaitu akan diangkat derajatnya (kedudukannya) ke tempat yang lebih tinggi yaitu tempat yang terpuji.

Jadi bagi orang yang menjaga sholat malamnya maka derajat dan kedudukannya akan di jamin oleh Allah dan akan ditempatkan di tempat paling indah nan terpuji. bahkan juga akan diberikan berbagai keberkahan lainnya, seperti kesehatan, penghapusan dosa dan bahkan segala pintanya akan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.

“Biasakanlah solat malam, karena itu kebiasaan orang-orang salih sebelum kalian, pendekat kepada Allah, penghapus dosa dan pengusir penyakit dari tubuh (HR. Ahmad, Tirmidzi, Al Hakim).

Dalam hadis yang lain Nabi bersabda “Rabb kita tabaraka wata’ala turun ke langit dunia pada setiap malam ketika sepertiga malam terakhir tersisa. Dia berfirman, “Siapa yang berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. siapa yang meminta kepada-Ku pasti aku beri. Dan siapa memohon ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni.” (HR Buhkori, Muslim).

Pidato pertama nabi Muhammad saw di kota Madinah pada saat itu sungguh sangat indah dan menakjuban. Pidato yang singkat itu menjadi ajaran Islam yang rahmatanlil’alamin, penuh kedamaian, kesejukan serta keindahan. Oleh karena itu tidak benar jika masih ada orang yang beranggapan Islam adalah pro-kekerasan, radikalis, bahkan sebagai agama terorisme.

Anjuran Nabi untuk menyebarkan kedamaian, memberi bantuan kepada orang lain, menyambung silaturrahmi dan persaudaraan yang kokoh serta senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan menjadi ajaran yang paripurna.

Dan pada sisi lain ajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan antara kesalehan sosial (hablumminannas/dunia) dan kesalehan individual (Hablumminallah/akhirat). Dan siapa pun yang bisa menjaga kedua hubungan kemanusiaan itu (sosial dan indvidual) ganjarannya adalah surga.

Semoga kita termasuk orang yang akan masuk surga dengan penuh kesejahteraan semoga….wallau’alam.(*)

*) Kepala Kantor Kementerian Agama Bandar Lampung, Alumni PMII