Oleh Anto Narasoma
rasa syukur yang kau ucap, begitu berlimpah ke dalam percik hujan
di bulan desember
dalam gejolak teknologi yang memberangus jejak-jejak media hingga menutup mata, kompas masih memberi rambu-rambu sebagai tanda yang lurus tanpa berbelok ke kanan-kiri perjalanan
rasa syukur tiada akhir itulah yang membersihkan hati dari persaingan informasi tanpa kepentingan apapun
dari berbagai kemelut
yang mengajarkan kekuatan hati setinggi beton dan sekokoh greatwall, kau begitu cerdas di pengujung usiamu
maka dari rasa syukur itulah kau memberi isyarat perjalanan kompas hingga memberi
tanda-tanda yang luput dari sejumlah keserakahan
dari etape awal anak tangga itu kau jajaki,
hingga menjejak tahapan akhir setinggi batu-batu cadas
di bukit himalaya
syukur tiada akhir, begitu kau ucap dalam catatan setebal buku otobiografimu yang padat informasi tanpa prasangka seburuk badai di lautan
di antara jejak perjalanan usiamu di benakku,
memberi gambaran
cahaya purnama pada gelap malam di perjalanan
tapi rasa syukur itulah memberi keyakinan seluas langit dan bumi,
atas kekuatan orang-orang di dalam isyarat kompasmu, yang berlayar jauh hingga
ke batas usia kehidupan yang keras dan kejam.
Palembang
23 Desember 2024
(Happy Birthday ke-80)