Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Dibantai Iran, Timnas Terpeleset di Jurang Evaluasi

February 14, 2025 08:26
IMG-20250214-WA0058

Ilustrasi : Wak Rojam
Penulis: Rosadi Jamani *)

HATIPENA.COM – Di atas langit masih ada langit, dan di atas Timnas Indonesia U-23 masih ada Iran. Negeri Mullah ini dengan santai menyusun puzzle tiga gol ke gawang Garuda Muda. Skor 3-0 bukan sekadar angka di papan, tetapi juga tanda bahwa kita masih harus bersemedi lebih lama di gua persiapan.

Lalu, siapa yang disalahkan? Wasit? Cuaca? Rumput stadion? Tidak lain dan tidak bukan, sorotan tertuju pada Indra Sjafri, sang nakhoda yang kini tengah berdiri di tengah badai kritik. Netizen pun, layaknya pendekar mabuk di kedai kopi, menebas dengan komentar pedas. “Kapan kita bisa menang lawan tim selevel Iran?”

Namun, Indra Sjafri tetap teguh bagaikan batu karang. Dengan sikap bijak seorang pendekar tua, ia menyodorkan satu kata sakti, evaluasi.

“Kami tidak bermain begitu buruk, tetapi kami kurang dalam antisipasi untuk umpan-umpan silang Iran,” katanya, seolah ingin mengatakan bahwa kekalahan ini hanyalah sebutir debu di jalan panjang menuju kejayaan.

Bola-bola atas menjadi momok. Seperti pasukan yang lupa membawa perisai ke medan perang, lini belakang Timnas Indonesia dibuat terombang-ambing oleh sundulan lawan. Dua dari tiga gol Iran lahir dari sepak pojok, dan kita hanya bisa menggelengkan kepala sembari bergumam: “Ya, wajar sih.”

Tapi, tak perlu larut dalam kesedihan. Garuda Muda masih punya kesempatan untuk menebus dosa ketika menghadapi Uzbekistan. Evaluasi akan dilakukan, strategi baru akan disusun, dan harapan akan tetap berkobar, seperti pedang yang diasah kembali setelah tumpul dihantam pertempuran.

Apakah Indra Sjafri mampu membalikkan keadaan dan membawa Garuda Muda terbang lebih tinggi? Ataukah kita akan kembali berselimut evaluasi tanpa ujung? Yang jelas, netizen siap dengan jurus andalan, komen pedas tanpa solusi!

Satu hal yang saya kagum, “Tetap cinta Timnas, walau kalah terus.” Masih ada senjata terakhir, doa dan keajaiban. Terakhir, bola itu bulat. Begitu terus, dan Indra Syafri tetap aman dengan jurus andalannya, “Evaluasi, Dalam Proses, Strategi Masih Disimpan.”(*)

#camanewak

*) Ketua Satupena Kalbar