Laporan Anto Narasoma
Palembang, Hatipena | Pertemuan pemusik dan penyanyi berkualitas di era 1980-90-an, serasa membangun kembali masa kejayaan mereka.
Sebab, dalam pertemuan pemusik dan penyanyi yang tergabung dalam Insan Musik Nostalgia Palembang tersebut, mereka kembali memperlihatkan kemampuannya masing-masing.
Sebagai sesepuh pemusik, Pakde Hari, mengatakan pertemuan sengaja tak direncanakan. “Sebab, masing-masing personal terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing,” ujar Pakde Hari saat diwawancarai media ini, 16 Februari 2025.

Dalam pertemuan itu, jelas Pakde Hari, para pemusik dan penyanyi membawakan musik bergenre, jazz, keroncong, dangdut, dan pop.
“Wuih, sebagai pemusik yang lebih lawas dari teman-teman, saya sangat kagum, lho. Karena kualitas permainan dan corak suara mereka masih tetap aduhai,” tukas Pakde Hari.
Sementara itu, koordinator Insan Musik Nostalgia Palembang, Hj Sri Purwoharningsih dan suaminya Kirdiyono sangat bangga dengan pertemuan itu.
“Pertemuan ini merupakan upaya pertama untuk mencoba menghadirkan kembali kemampuan dan eksistensi mereka,” ujar Hj Sri Purwoharningsih yang akrab disapa Mbak Naning.
Dari pola sajian genre musik yang diketengahkan, kata Mbak Naning, para musikus dan penyanyi memperlihatkan kepiawaian mereka.
“Dari musik pop, keroncong, campursari, dangdut, dan musik-musik jazz, imajinasi kita diajak melanglang buana ke masa kematangan mereka bermusik. Ini yang membuat saya kagum,” jelasnya.
Kelompok Insan Musik Nostalgia ini, kata Mbak Naning, akan terus dikembangkan. Bahkan ia janji akan merekrut anak-anak milenial agar musik keroncong, dangdut, pop, dan jazz, akan lebih diminati anak-anak muda.
Menurut Kirdiyono, pihaknya akan tetap menyiapkan rancangan acara yang lebih besar bagi penampilan para musikus dan penyanyinya.
Sementara pemusik jazz, Iwan Bali, menjelaskan bahwa pertemuan itu tak hanya memberi sajian musik sekadarnya saja, tapi tetap lebih mengedepankan kualitas bermusik dan bernyanyi.
“Saya bangga. Misalnya kepada Pakde Hari. Meskipun usianya sudah demikian sepuh, tapi kualitas bermainnya patut kita contoh,” tukas Iwan Bali menutup perbincangan. (*)