Ilustrasi : AI/ Wak Rojam
Penulis : Rosadi Jamani
HATIPENA.COM – Shenzhen yang megah menjadi saksi. Garuda Muda bertarung melawan raksasa Asia, Uzbekistan. Namun, bukan kemenangan yang didapat, melainkan tamparan keras. Skor 3-1. Sakit, perih, nestapa!
Indra Syafri menurunkan formasi 3-4-3. Maksud hati menyerang, tapi malah terkepung. Uzbekistan seperti harimau lapar, Garuda Muda seperti anak ayam kehilangan induk. Menit 21, Mukhammadali Urinboev merobek gawang Ikram Al Giffari.
Namun, mukjizat kecil terjadi! Menit 23, Jens Raven menyamakan kedudukan. Garuda Muda bersorak. Asa kembali menyala. Tapi hanya sebentar. Layaknya lilin di tiupan angin, harapan itu padam.
Babak kedua, baru dua menit berjalan Abdugafur Khaydarov menghantam jala Timnas. Bobol lagi. Skor 2-1. Indra Syafri berteriak dari pinggir lapangan. “Jangan menyerah!” Tapi apalah daya, stamina terkuras, kaki mulai berat, kepala pening. Penonton pun mulai banyak matikan tv.
Menit 63, giliran Saidumarkhon Saidnurullaev menambah luka. 3-1! Selesai sudah. Sisa waktu hanya formalitas. Timnas bukan lagi bertanding, tapi bertahan dari bencana yang lebih besar.
Peluit panjang berbunyi. Skor tetap 3-1. Timnas pulang dengan kepala tertunduk. Di laga lainnya, Iran membabat Yaman 6-1. Iran juara grup C disusul Uzbekistan nilai sama 6 poin. Sementara Timnas berada di posisi tiga, lumayanlah dari pada juru kunci yang ditempati Yaman.
Netizen di Twitter mulai mengasah pedang. Indra Syafri? Nama pertama yang disebut. Erick Thohir, PSSI? Bersiaplah jadi bulan-bulanan. Bisa-bisa tagar #ETout akan bergema.
Bung Towel, Coach Justin, Akmal Marhali? Siap-siap digeruduk netizen. Bersiaplah untuk debat tak berkesudahan. Kita? Ya, kita hanya bisa berharap… sambil menahan sakit hati. (*)
#camanewak
*) Ketua Satupena Kalbar