Ilustrasi : AI/ Tonnio Irnawan
Penulis : Tonnio Irnawan
HATIPENA.COM – Orang Indonesia yang suka pelesiran pernah atau ingin berkunjung ke Vietnam. Ongkos naik pesawat Jakarta ke Vietnam relatif terjangkau untuk ukuran Kelas Menengah Atas. Kulinernya bisa dinikmati oleh lidah orang Indonesia.
Negeri ini pernah terbagi dua : Vietnam Selatan yang pro AS dan Vietnam Utara yang komunis. Beberapa Presiden AS mulai JFK dan seterusnya pusing dengan kegigihan bangsa Vietnam ini. Keterlibatan AS ingin menaklukkan komunis di sana dibayar sangat mahal. Akhirnya AS kalah dan meninggalkan negeri yang hancur lebur. Menurut catatan pada 30 April 1975 Perang Vietnam yang berlangsung belasan tahun, berakhir.
Biasanya perang memisahkan tapi kali ini perang menpersatukan dua republik. Tak ada lagi Vietnam Selatan dan Vietnam Utara. Keduanya melebur menjadi Republik Vietnam dengan ibukota Ho Chi Minh City yang dahulu bernama Saigon, ibukota Vietnam Selatan. Ho Chi Minh adalah seorang pejuang bangsa Vietnam yang hingga tetap lekat di hati orang-orang Vietnam.
Anda masih ingat Pulau Galang, dekat Pulau Batam? Pulau Galang pernah dijadikan sebagai tempat penampungan sementara pengungsi Vietnam yang lari dari negerinya menghindari perang. Mereka lari dengan perahu dan sebagian terdampar di Indonesia.
Itu cerita masa lalu yang sangat dramatis dan tragis. Seperti Jepang yang bangkit setelah hancur dibom AS, begitulah juga Vietnam. Dengan heroik mereka bangkit membangun negeri. Hasilnya Vietnam cepat majunya.
Harian Kompas, Selasa (11/2/2025) memuat berita di halaman 1 tentang negeri itu. Judulnya : Penghematan Anggaran : Bietnsm Mengurangi Kementerian. Kebalikannya dengan Indonesia yang justru menghamburkan anggaran untuk menambah kementerian dan badan setingkat kementerian. Berita ini mengutip pernyataan Wakil Menteri Petencanaan dan Investasi Vietnam – Tran Quick Phuong.
Menurutnya, setiap orang Vietnam harus bekerja dua kali lipat lebih keras. Kalimat ini yang perlu digarisbawahi dan diberi warna oleh spidol. Ini lagi-lagi kebalikan dengan negeriku yang pemerintahnya senang mempraktikkan aturan cuti bersama dan malah ada wacana memberlakukan empat hari kerja.
Apakah mau maju atau tetap diam di tempat atau malah mundur, semuanya adalah pilihan hidup masing-masing. (*)
Selamat pagi, Semasa (18/2/2025)