Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025

Tuhan, Pelacur dan Hehehe

February 19, 2025 08:52
IMG-20250218-WA0160

Ilustrasi : AI/ Wahyu Iryana
Puisi Wahyu Iryana *)

Tuhan,
aku melihatnya tadi malam di perempatan jalan,
di bawah lampu merah yang tak pernah berubah warna.
Ia berdiri dengan sepatu tinggi yang miring,
rokok di bibirnya separuh padam,
dan wajahnya—ah, wajahnya
seperti jendela yang lupa ditutup,
dibiarkan angin masuk,
membawa debu,
dan entah kapan bisa bersih kembali.

Aku bertanya,
“Sudah makan?”
Ia tertawa,
bukan karena kenyang, tapi karena lapar yang sudah terlalu lama.
Ia bilang, “Lapar itu biasa. Dosa juga.”
Lalu meniup asap rokok seperti mengirim doa
yang ia tahu tak akan sampai ke surga.

Tuhan,
siapa yang lebih Engkau kasihi?
Aku yang setiap hari mengutuki dunia dalam doa,
atau dia yang tak pernah menyebut nama-Mu
karena sudah terlalu sering kecewa?

Ia menyebut dirinya bunga malam,
tapi siapa yang menanamnya di jalan berdebu ini?
Siapa yang menyiramnya dengan airmata?
Siapa yang memotong akarnya
agar ia tak bisa pulang?

Di tubuhnya ada jejak tangan yang tak ingin diingat,
ada bayangan laki-laki yang tak pernah ia cintai,
ada dosa yang bukan hanya miliknya
tapi selalu ia tanggung sendiri.

Tuhan,
jika surga penuh dengan orang-orang suci,
di mana tempat untuk mereka yang hidupnya
hanya diberi pilihan antara lapar dan luka?

Malam itu, sebelum pergi,
ia bertanya,
“Doa itu sebenarnya buat siapa?”
Aku tak tahu harus menjawab apa,
maka aku berikan saja senyum,
yang mungkin lebih palsu dari iman yang kupeluk. (*)

*) Penyair dari Tanah Parahiyangan, Negeri yang Tercipta Ketika Tuhan Tersenyum.