Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Kebudayaan

February 19, 2025 14:56
IMG-20250219-WA0099

Ilustrasi : AI/ Rizal Tanjung
Oleh: Rizal Tanjung

HATIPENA.COM – Kebudayaan adalah konsep yang sering kita dengar, ucapkan, dan bahkan tuliskan. Namun, seberapa dalam pemahaman kita terhadap kebudayaan? Sering kali, kita menganggap sudah memahami maknanya, tetapi ketika ditanya secara mendalam, barulah kita menyadari bahwa pemahaman kita masih kabur. Bahkan, mereka yang berbicara lantang tentang kebudayaan, mendirikan organisasi, sekolah, dan lembaga kebudayaan, sering kali tidak mampu memberikan definisi yang jelas.

Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan bukan hanya sekadar kata, tetapi sebuah fenomena yang kompleks, kaya makna, dan berperan penting dalam kehidupan manusia.

Artikel ini akan membahas secara mendalam hakikat kebudayaan, bagaimana kebudayaan membedakan manusia dari hewan, serta bagaimana peran kebudayaan dalam pendidikan dan pembentukan karakter bangsa.

Hakikat Kebudayaan: Antara Definisi dan Kenyataan

Ketika kita berbicara tentang kebudayaan, para ahli memiliki beragam pandangan. Kroeber dan Clyde Kluckhohn, dua antropolog terkemuka dari Amerika, telah mengumpulkan lebih dari 290 definisi kebudayaan. Hal ini menunjukkan betapa luas dan mendalam konsep kebudayaan. Namun, di antara definisi yang beragam itu, satu pemikiran utama dapat ditemukan: kebudayaan adalah ciptaan manusia.

Seorang ahli purbakala asal Belanda, Bernet Kempers, bahkan mengajukan pertanyaan mendasar: Apa itu kebudayaan dan apa itu manusia? Jawaban dari pertanyaan ini membawa kita pada kesimpulan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang khas manusiawi. Hewan tidak memiliki kebudayaan, karena mereka tidak memiliki akal. Kebudayaan lahir dari pemikiran dan perasaan manusia, dari kecerdasan dan kreativitas yang membentuk identitas individu maupun masyarakat.

Dari sini, kita dapat memahami bahwa kebudayaan bukan hanya sekadar warisan nenek moyang, tetapi juga sebuah proses yang terus berkembang, berubah, dan dipengaruhi oleh perkembangan akal manusia.

Kebudayaan sebagai Pembedaan Manusia dan Hewan

Sejarah menunjukkan bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kebudayaan. Hewan memiliki naluri, tetapi tidak memiliki kebudayaan. Mereka bisa berburu, berkelompok, atau bahkan menggunakan alat sederhana, tetapi semua itu dilakukan berdasarkan insting, bukan hasil pemikiran.

Manusia, di sisi lain, menciptakan sistem nilai, norma, seni, bahasa, dan teknologi yang terus berkembang. Akal manusia memungkinkan penciptaan kebudayaan, baik dalam bentuk materi seperti arsitektur, seni, dan teknologi, maupun dalam bentuk non-materi seperti bahasa, adat istiadat, dan nilai-nilai moral.

Karena kebudayaan lahir dari akal, maka semakin berkembang pemikiran suatu masyarakat, semakin maju pula kebudayaannya. Inilah yang membedakan peradaban manusia dari sekadar kehidupan biologis.

Pendidikan sebagai Sarana Pewarisan dan Pengembangan Kebudayaan

Kebudayaan tidak muncul begitu saja, melainkan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satu sarana utama dalam pewarisan kebudayaan adalah pendidikan. Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter, moral, dan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat.

1.Pendidikan sebagai Pewaris Nilai Budaya

Sejak kecil, manusia diajarkan berbagai norma dan nilai yang membentuk identitas mereka sebagai individu dan anggota masyarakat. Bahasa, adat istiadat, dan tata krama adalah bagian dari pendidikan budaya yang pertama kali diperoleh dalam lingkungan keluarga.

Di sekolah, pendidikan budaya diperkuat melalui pembelajaran sejarah, seni, dan sastra yang memperkenalkan generasi muda pada akar budaya mereka. Dengan memahami sejarah dan warisan budaya, individu akan lebih menghargai identitas dan nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur.

2.Pendidikan sebagai Pengembang Kebudayaan

Selain mewariskan budaya, pendidikan juga berperan dalam mengembangkan dan memperbarui kebudayaan. Inovasi dalam sains dan teknologi, perubahan dalam pola pikir, serta interaksi dengan budaya lain memungkinkan kebudayaan untuk terus berkembang.

Misalnya, dalam era globalisasi, teknologi digital telah mengubah cara kita berkomunikasi, belajar, dan bekerja. Meskipun demikian, esensi kebudayaan tetap harus dipertahankan agar masyarakat tidak kehilangan identitasnya. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu menjembatani antara modernitas dan tradisi, sehingga kebudayaan dapat berkembang tanpa kehilangan akar sejarahnya.

3.Pendidikan dan Karakter Bangsa

Dalam konteks bangsa, kebudayaan dan pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan pembentukan karakter nasional. Bangsa yang memiliki budaya kuat cenderung lebih mandiri dan berdaya saing. Oleh karena itu, pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, kejujuran, kerja keras, dan rasa hormat terhadap sesama.

Banyak negara yang maju karena berhasil memadukan pendidikan dan budaya dalam sistem pembelajarannya. Jepang, misalnya, tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya meskipun telah menjadi negara dengan teknologi canggih. Mereka mengajarkan etika kerja, disiplin, dan rasa hormat kepada generasi muda, yang akhirnya menjadi kekuatan bangsa mereka.

Di Indonesia, pendidikan harus berperan dalam memperkuat kebudayaan nasional agar tidak tergerus oleh arus globalisasi. Jika pendidikan tidak berbasis budaya, maka generasi muda akan kehilangan identitas dan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

Tantangan dan Masa Depan Kebudayaan dalam Pendidikan

Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, kebudayaan menghadapi tantangan besar. Teknologi membawa perubahan cepat dalam cara manusia hidup dan berinteraksi, yang bisa berdampak pada pelestarian nilai-nilai budaya.

Beberapa tantangan utama dalam menjaga kebudayaan melalui pendidikan antara lain:

Pengaruh budaya asing yang dapat mengikis nilai-nilai budaya lokal jika tidak disaring dengan baik.

Kurangnya kesadaran generasi muda terhadap pentingnya budaya mereka sendiri.

Minimnya integrasi budaya dalam kurikulum pendidikan, sehingga generasi muda kurang memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

Untuk menghadapi tantangan ini, pendidikan harus semakin adaptif dengan perkembangan zaman tetapi tetap berbasis pada nilai-nilai budaya. Kurikulum harus memasukkan pendidikan budaya sebagai bagian integral dalam pembelajaran. Selain itu, teknologi juga bisa digunakan untuk memperkenalkan kebudayaan kepada generasi muda, seperti melalui film, media digital, dan platform pembelajaran daring.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang lahir dari akal dan rasa. Ia menjadi pembeda antara manusia dan hewan serta merupakan identitas utama suatu masyarakat. Pendidikan berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan kebudayaan, serta dalam membentuk karakter dan jati diri bangsa.

Di era globalisasi, tantangan terbesar bagi kebudayaan adalah bagaimana tetap lestari tanpa tertinggal oleh kemajuan zaman. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi alat utama dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan, agar generasi mendatang tetap memiliki identitas dan kebanggaan terhadap warisan nenek moyang mereka.

Dengan memahami kebudayaan secara mendalam, kita tidak hanya sekadar mengucapkannya, tetapi juga mampu menghargai, mempertahankan, dan mengembangkannya demi masa depan yang lebih baik.(*)

2025