Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Setandan Pisang Sejuta Penghakiman

February 22, 2025 17:51

Ilustrasi : AI/ Ririe Aiko
Penulis: Ririe Aiko

HATIPENA.COMDi Dukuh Pangonan, Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, seorang remaja yatim piatu diarak keliling kampung setelah ketahuan mencuri pisang demi memberi makan adiknya

—ooo—

Di kampung Dukuh Pangonan,
angin berbisik mengabarkan
Seorang anak pedesaan (1)
Harus di arak dijalanan
Bukan karena prestasi,
bukan pula karena ia korupsi,
tapi karena setandan pisang, (2)
Untuk mengisi perut kelaparan,
Dirumah tua tanpa orangtua.

Seragam sekolahnya lusuh,
tak sempat lagi Yudi berpikir tentang mimpi,
ketika perut adiknya merintih menunggu nasi.
Hari itu, di kebun pisang yang sepi,
ia mencoba merengkuh harapan,
dengan tangan gemetar,
ia petik setandan pisang.

“Aku hanya tak ingin adikku mati kelaparan, meski aku harus dihukum karena kejahatan”
batinnya lirih.

—ooo—

Panas matahari menyengat,
mengiringi langkah-langkah yang penuh hina.
Warga berkumpul di pinggir jalan,
menatap tanpa iba,
menghakimi tanpa tanya.
“Dasar pencuri!” teriak seseorang.
Anak-anak kecil menertawakannya,
tanpa tahu getir di balik ceritanya.

Di depan rumah tua itu,
seorang perempuan paruh baya berdiri,
matanya tajam seperti pisau,
tangannya bertolak pinggang.
“Beraninya kau mencuri dari kebunku!”
Ia tak butuh penjelasan,
tak peduli pada perut-perut keroncongan,
Ia hanya tahu kejahatan Yudi tak termaafkan.

Diarak nya Yudi keliling kampung
seakan ia pencuri ulung,
Padahal hanya setandan pisang,
bukan triliunan aset negara,
bukan pula uang rakyat yang hilang tanpa jejak.

Namun siapa yang peduli?
Moral kampung itu tegak berdiri,
hanya pada yang lemah,
hanya pada yang tak bisa melawan.

Dan Yudi,
adalah kambing hitam yang sempurna,
dalam cerita kesucian yang penuh ironi,
di tanah yang katanya menjunjung keadilan,
yang runcing ke bawah, tapi tumpul keatas.

Di sepanjang jalan,
mata-mata menatap dengan jijik,
seakan Yudi adalah hama yang harus dibasmi.
Tak ada yang bertanya kenapa,
tak ada yang mencari sebab,
hanya vonis yang dilempar tanpa ampun.

—ooo—

Di rumah reyot itu,
sebuah kursi kayu berderit pelan,
adiknya duduk menunggu,
perutnya mengerucut kelaparan.
Ia menatap jendela,
mengharap kakaknya datang membawa makanan,
tapi yang datang hanya suara bisik-bisik di luar,
tentang kakaknya yang dicap pencuri.

Tangisnya pecah dalam sepi,
dinding-dinding reyot menjadi saksi,
kelaparan tak pernah pilih kasih,
tapi hukuman selalu tajam ke arah yang lemah.(*)

—ooo—

Catatan :
(1) Anak Yatim Piatu Diarak Warga Karna Mencuri Pisang Untuk Makan Adiknya …](https://www.youtube.com/watch?v=e-mDTt4zG0g)
(2.) Anak Yatim Piatu di Pati Diarak Warga karena Curi Pisang Demi Makan …