Bagindo Muhammad Ishak Fahmi
Ciloteh “Catuih Ambuih”
HATIPENA.COM – Dalam perjalanan akal budi, ada tiga jalan yang kerap dilalui manusia: diskusi, perkelahian, dan opini. Diskusi adalah pertemuan dua sungai yang memperkaya arus, membawa kejernihan pemahaman dalam alirannya. Ia lahir dari kerendahan hati, tumbuh dalam tanah subur keterbukaan, dan bermuara pada kebijaksanaan.
Berbeda darinya, perkelahian adalah badai yang menelan cahaya, memutar angin kencang dari amarah dan prasangka, hingga tak ada yang tersisa selain reruntuhan kesombongan. Ia bukan tentang mencari kebenaran, melainkan sekadar mempertahankan suara paling nyaring, meski tanpa dasar.
Di antara keduanya, opini berdiri seperti jembatan gantung di atas jurang, menghubungkan pengetahuan dengan ketidaktahuan. Ia bisa menjadi jalan menuju pemahaman yang lebih luas, tetapi juga dapat bergoyang di tiupan angin bias dan ego, menggantung di antara keyakinan dan kebingungan.
Pada akhirnya, manusia harus memilih: berjalan di aliran sungai yang memperkaya, terseret dalam badai yang meluluhlantakkan, atau berhati-hati melangkah di jembatan rapuh opini. Sebab, di tangan kita sendiri, apakah kata-kata menjadi cahaya atau justru bayangan yang menyesatkan.
Terinspirasi dari pemikiran ” Plato”
Padang, 2025.