Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Sebab Engkau Membelaku…!

March 3, 2025 12:30
IMG-20250303-WA0044

Ilustrasi : Meta AI/ Rizal Pandiya
Albertus M. Patty

Refleksi Puitis Atas Mazmur 9

Engkau yang membelaku,
Dalam sunyi kutemukan wajah-Mu.
Saat kaki-kaki penguasa menjejak tanah leluhurku,
dan tangan-tangan tamak merenggut sisa harta yang kupeluk.
Aku bukan seonggok daging yang kehilangan dunia,
Aku adalah ratapan di pelupuk mata-Mu.

Mereka mengira ku diam dalam kekalahan,
tak tahu bahwa diamku adalah doa,
dan tangisku adalah nyala api di hadapan-Mu.
Aku menunggu saat Engkau beranjak dari takhta-Mu,
dengan amarah kasih yang membakar kesewenangan.

Aku mengenal-Mu bukan dari kitab,
Tetapi dari tangan-Mu yang menampung air mataku.
Engkau, yang berbisik di sela malam,
“Aku membelamu… Aku membelamu…”

Mereka, manusia yang lupa akan rapuh,
Mereka, rumput yang menari di musim kemarau,
sebentar hijau, sebentar layu.
Engkau menunggu saat angin keadilan berhembus,
membawa mereka pada sunyi yang kekal.

Aku tidak bersukacita atas kejatuhan mereka,
kuserahkan dendam kepada pelukan-Mu.
Engkau yang Maha Adil,
tidak lupa pada satu pun jerit tertindas.

Sebab Engkau membelaku,
kepahitan menjadi manis,
dan luka berubah menjadi nyanyian.
Aku bersaksi di hadapan dunia,
bahwa kasih-Mu adalah sungai yang membelah batu,
dan keadilan-Mu adalah terang yang menembus kabut malam.

Tuhan, biarlah aku tetap kecil di hadapan-Mu,
kecil seperti biji sesawi,
kecil seperti embun di rerumputan.
Tetapi aku tahu, dalam kecilku,
aku Engkau peluk dan Engkau bela.

Aku tidak memuji-Mu karena para penindas jatuh,
tetapi karena Engkau ada dalam setiap tetes air mataku.
Aku memuji-Mu karena nama-Mu adalah cinta,
dan cinta-Mu lebih besar dari segala kuasa.

Sebab Engkau membelaku,
aku hidup.
Bukan karena kuatku,
tetapi karena Engkau…
Engkau yang membelaku.(*)

Harper@Jakarta, 3 Maret 2025