Ilustrasi : Meta AI/ Rizal Pandiya
Puisi Ahmad Gusairi
Di balik senyum, luka tersembunyi
Kata-kata manis, racun yang menyayat hati
Damai semu, topeng kemunafikan
Friksi merajalela, di balik keindahan
Perbedaan pandang, jurang tak bertepi
Ego berkuasa, akal mati sunyi
Kebenaran relatif, ilusi semata
Paradoks zaman, di mana hati terluka
Metafora cinta, palsu belaka
Eufemisme dusta, jiwa merana
Paradoks hidup, di mana benci bersemi
Friksi tak terelakkan, di setiap sisi
Cahaya harapan, redup di kejauhan
Keadilan impian, tinggal angan-angan
Friksi menggerogoti, sendi-sendi bangsa
Menghancurkan mimpi, meruntuhkan asa.
Namun, di balik gelap, ada setitik terang
Suara nurani, melawan keangkuhan
Friksi bukan akhir, tapi awal mula
Untuk bangkit bersama, membangun asa
Mari satukan hati, lupakan perbedaan
Jadikan friksi energi, untuk perubahan
Dari gesekan lahir api, semangat membara
Membangun harmoni, Indonesia jaya
Toboali, 28 Februari 2025