Octavianus Masheka
(Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia-TISI)
Peserta Bebas. Tidak Mesti Sudah Umroh atau Haji
Mari Membaca Diri
HATIPENA.COM – Masih ingat judul film komedi Indonesia “Kejarlah Daku, Kau Kutangkap” ? Film garapan Sutradara Chaerul Umam di tahun 1986 itu mengajak kita beranologi tentang rencana Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) menerbitkan buku Antologi Puisi berjudul “Aku Berlari-lari Kecil Kepada-Mu”.
Antologi Bersama ini, tentu bukan buku puisi berisi tasawuf melainkan puisi-puisi yang bernapaskan keagamaan. Karena itu, rencana judul “Aku Berlari-lari Kecil Kepada-Mu” yang analogi makna semiotiknya mirip sebuah judul film nasional, adalah isyarat kedekatan makhluk kepada khaliqnya.
Ibarat kita sedang mengejar Tuhan, namun tiba-tiba Tuhan berbalik arah dan menangkap kita ke dalam pelukan-Nya.
Kedekatan manusia dengan Tuhan, terutama dalam hal pengabulan doa, tidak tersentuh oleh relasi fisik. Konteksasinya ialah sejernih apa hati kita mengharapkan kehadiran Tuhan di seluruh dimensi kemanusiaan.
Maka, “berlari-lari kecil” di antara “Makkah dan Madinah”, tidak lebih dari ikonisitas perjalanan hidup manusia untuk “membaca diri”-nya sendiri.
Di sinilah makna semiotika Tarikat Ilahiah.
“… Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku mendatanginya dengan berlari kecil.”
Kalimat di atas adalah firman Allah di dalam Hadis Qudsi, riwayat Imam Buchari. Sebuah quote yang menawarkan perenungan batin. Bahwa, ketika kita berlari-lari kecil menuju pelukan Tuhan, lalu seperti apa Tuhan menyambut kedatangan kita dalam cinta dan kasih sayang-Nya ?”
Manusia, melalui otak dan hati yang sehat, sanggup merasakan nikmat kedekatan dirinya dengan Zat Yang Mahasempurna itu.
“Allah lebih dekat dari urat nadi hamba-Nya”. (Al Baqarah: 186).
Esensi kedekatan makhluk kepada khaliqnya, hanya bisa dirasakan dengan power keimanan. Dan kesadaran iman dimiliki semua agama.
Karena itu, mari merangkai rasa ketuhanan ini ke dalam diksi-diksi puisi yang nikmat dan mencerahkan akal budi. Tulislah rasa keimanan itu, dan persaksikan bahwa Anda di dalam pelukan Tuhan.
Tatap, dan penamu asah, kata Chairil Anwar. Insya Allah, Kata Pengantar dari Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar.
Selamat mengikuti
Salam Inspirasi !
Mahrus Andis
(Kurator)