Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Mata-mata Tanpa Disadari

March 16, 2025 18:13
IMG-20250310-WA0143

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

Cerbung “Cinta Tertinggal” (8)

HATIPENA.COM – Kota Daejeon terasa sejuk di pagi hari. Mak Leha kembali menjalankan tugas utamanya, mengurut Vanja Bukilic dan Park Eunjin. Sebelumnya kedua pemain voli itu dirawat di Daejeon Eulji University Medical Center. Sekarang rawat inap. Bukilic dan Eunjin kembali ke apartemannya masing-masing.

Di apartemen Bukilic dan Eunjin, Mak Leha tengah melakukan tugasnya sebagai tukang urut. Ia tidak menyadari bahwa di balik pakaian sederhananya, tersembunyi sebuah kamera nano berteknologi tinggi yang disematkan tanpa sepengetahuannya. Kamera itu terhubung ke sistem enkripsi yang memungkinkan pria misterius mengamati setiap gerak-geriknya secara real-time.

Mak Leha, dengan keahliannya, mulai mengurut Buki yang mengeluh kelelahan setelah latihan berjalan keliling apartemen. Jarinya bergerak luwes, menekan titik-titik yang membuat Vanja mengerang pelan, merasakan otot-ototnya mengendur. Tidak jauh dari sana, Eunjin memperhatikan sambil sesekali tersenyum, menunggu giliran.

Di balik layar, pria misterius memperbesar tampilan video, memperhatikan ekspresi kedua atlet tersebut. Ia tidak hanya mengamati gerakan Mak Leha, tetapi juga mencari informasi berharga dari pembicaraan mereka. Sistem audio canggih menangkap setiap kata yang diucapkan.

“Besok kita ada pertemuan dengan sponsor. Manajer bilang ada pengusaha dari luar negeri yang tertarik bekerja sama,” kata Buki dengan nada santai.

Pria misterius mencatat informasi itu. Ia tahu ada sesuatu yang lebih dari sekadar bisnis di balik pertemuan tersebut.

Mak Leha tetap fokus pada pekerjaannya, sama sekali tidak menyadari bahwa ia telah menjadi mata-mata tanpa sengaja. Kamera kecil itu terus merekam, mengirimkan data ke pusat kendali rahasia pria misterius. Ia tersenyum tipis, mengetahui bahwa permainannya semakin menarik.

“Aku dengar tim kita akan kedatangan seorang pelatih baru dari Eropa. Kabarnya, dia punya metode latihan yang sangat keras.”

Eunjin mengangguk. “Aku juga dengar. Tapi yang lebih menarik, ada rumor kalau pelatih itu sebenarnya juga punya latar belakang di dunia intelijen.”

Pria misterius yang mendengar percakapan itu semakin fokus. Ia menekan tombol di keyboardnya, merekam pembicaraan dengan kualitas tinggi.

Mak Leha, dengan polosnya, menanggapi, “Yang penting bisa bikin badan sehat. Kalau cuma rumor, biarlah.” Ia kembali mengurut lengan Eunjin yang mulai merasa pegal.

Lalu, dengan suara lembutnya, Mak Leha menambahkan, “Dalam hidup ini, kita tak perlu terlalu takut pada manusia. Yang penting, kita selalu dekat dengan Allah. Seberat apa pun latihan, kalau niatnya baik, pasti ada berkahnya.”

Buki tersenyum. “Mak seperti ibuku, selalu mengingatkan untuk bersyukur.”

Mak Leha tertawa kecil. “Alhamdulillah, Nak. Bersyukur itu kunci hati yang tenang. Banyak orang sibuk mengejar dunia, padahal yang lebih penting adalah menyiapkan bekal untuk akhirat.”

Eunjin menatapnya dengan kagum. “Aku belum terlalu paham tentang Islam, tapi sepertinya agama ini mengajarkan banyak tentang ketenangan batin.”

Mak Leha mengangguk. “Betul, Nak. Islam itu bukan sekadar ibadah, tapi juga cara hidup. Allah tak membebani hamba-Nya di luar kesanggupan mereka. Yang penting, kita ikhlas dan selalu berbuat baik.”

Di tempat lain, pria misterius beralih ke layar lain. Ia mulai menyusun strategi baru, menggunakan informasi yang baru saja diperolehnya. Kini, Mak Leha bukan sekadar tukang urut, tetapi alat yang sangat berguna bagi misinya. (bersambung lagi)

#camanewak