Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar
HATIPENA.COM – Langit Gwangju mendung. Bukan karena hujan, tapi karena awan ketidakpastian menggantung di atas markas Red Sparks. Sore ini (27/3/2025), pasukan Koheejin akan kembali ke medan perang. Mereka menghadapi Hyundai Hillstate, sang raksasa yang baru saja kena pukulan telak di leg pertama.
Di laga sebelumnya, Red Sparks turun dengan pasukan elit. Megawati Hangestri Pertiwi menghunus smash seperti pedang surgawi. Yeom Hye Seon mengatur serangan dengan tangan secepat kilat. Jung Hoyoung dan Pyo Seungju menjadi dinding yang tak tertembus. Ehem..Nohran bergerak lincah seperti bayangan. Tentu saja, dua pendekar yang tak disangka-sangka, Vanja Bukilic dan Park Eun Jin, turun sebagai starter. Hasilnya? Hyundai Hillstate dibantai.
Skor 3-0 bukan sekadar angka. Itu penghinaan. Itu tamparan di wajah. Itu pesan tegas bahwa Red Sparks bukan lagi tim kuda hitam. Mereka datang untuk merebut takhta.
Klan Hillstate terdiam. Para pendukungnya masih trauma. Mereka datang ke stadion dengan wajah pucat. Ada yang masih bertanya-tanya, “Apa yang sebenarnya terjadi?” Ada yang tiba-tiba merenungi hidup. Ada yang bahkan curiga, “Jangan-jangan Red Sparks punya jimat?” Tapi jimat apalagi yang dibutuhkan kalau yang main sudah level dewa?
Kini, di kandang sendiri, Red Sparks tinggal memainkan satu langkah lagi. Satu tendangan penentu. Satu gerakan pamungkas. Satu kaki mereka sudah di final. Satu lagi? Ah, tinggal nyeker saja.
Tapi jangan salah! Hyundai Hillstate bukan klan sembarangan. Pasukan elitnya, Moma Basoko, Kim Da-in, Yang Hyojin, Hwang Yeon-joo, dan Min-chae Kim, sudah mengurung diri di ruang latihan. Jurus rahasia dilatih ulang. Nafas ditata. Dendam dipupuk. Mereka datang bukan untuk bertanding. Mereka datang untuk membalas.
Kabarnya, pelatih Kang Sung Hyung tidak tidur selama seminggu. Mata merah. Wajah tegang. Tangannya selalu menggenggam buku strategi. Ia tidak bicara banyak, hanya berbisik kepada pemainnya, “Kita harus menang.” Entah bagaimana caranya, entah pakai strategi apa, yang jelas Hyundai Hillstate akan habis-habisan.
Bagi Red Sparks, ini kesempatan emas. Megawati Hangestri Pertiwi pasti sudah memanaskan pukulan mautnya. Vanja Bukilic dan Park Eun Jin siap menjadi tembok baja. Yeom Hye Seon akan mengatur serangan dengan otak jeniusnya. Jung Hoyoung, Pyo Seungju, dan Nohran akan bergerak seperti pasukan ninja. Di belakang mereka, pelatih Koheejin pasti sudah menyusun strategi yang tidak akan terduga oleh lawan.
Keuntungan terbesar? Red Sparks bermain di kandang sendiri. Dukungan mengalir deras. Sorakan pendukung bisa mengguncang bumi. Bahkan, fans di Indonesia bisa saja berbuka puasa sambil berteriak, “Sikat, Mega, sikat!”
Skenario terbaik? Red Sparks kembali menang, tiket final di tangan, dan Megawati dkk bisa santai minum es teh manis setelah pertandingan. Skenario terburuk? Hyundai Hillstate membalas, memaksakan golden set, dan pertandingan berubah menjadi pertarungan hidup-mati.
Tapi satu yang pasti, duel ini tidak untuk yang berhati lemah. Jangan kedip. Jangan ke dapur. Jangan pikirkan es kelapa muda di atas meja. Fokus. Karena saat bola pertama melayang di udara, dunia akan berhenti berputar sejenak.
Sore ini, semuanya akan terjawab. Red Sparks akan menghabisi, atau Hillstate akan mencuri sandal yang satu lagi? Kita lihat saja, wak! (*)
#camanewak