Ahmad Gusairi
Ramadan, jangan kau lekas berlalu
Aku baru saja belajar menjemput rindu
Dahaga dan lapar jadi sahabat setia
Menuntunku pulang pada cahaya
Engkau datang membawa seribu makna
Seribu bulan di genggam cahaya-Nya
Ampunan jatuh bagai hujan di malam
Menghapus kelam yang lama tenggelam
Aku menatapmu dengan mata berdosa
Langkah tertatih di lorong yang hampa
Namun kau buka pintu seluas samudera
Mengundang jiwa yang ingin kembali bersua
Di sepertiga malam, angin memanggil
Tapi kantuk datang diam-diam menyusup
Aku tersungkur dalam mimpi yang gentar
Sedang rahmat-Mu mengalir tanpa pudar
Indah sungguh jika kau abadi di sini
Di tiap detik, di setiap denyut nurani
Namun waktu cemburu, kau harus pergi
Meninggalkan jejak di hati yang sunyi
Ramadan, izinkan aku bertahan
Mencintai cahaya dalam kesabaran
Agar kelak saat kau menjauh lagi
Hatiku tetap bersujud tak henti-henti
Jangan kau pergi, tinggallah di jiwa
Menjadi lentera di tiap langkahku
Sepanjang hayat, sepanjang usia
Hingga kutemui Tuhanku yang satu (*)
(Toboali, 27 Maret 2025 M/27 Ramadan 1446 H)