Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Cerpen “Pertengkaran Epik di Ruang Tamu”

March 28, 2025 15:12
IMG-20250328-WA0055

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

HATIPENA.COM – “Empat tahun, Kang! Empat tahun aku sabar! Empat tahun aku diam! Empat tahun aku tetap setia sama suami yang ternyata diam-diam jadi bapak anak orang!”

Lia Atalia berdiri di ruang tamu mereka yang luas, dengan marmer mengkilap seperti kaca. Ia menatap suaminya, Wawan Kamal, yang duduk di sofa dengan wajah penuh kebingungan dan sedikit keringat dingin. Di meja depan mereka, ponsel terbuka menampilkan Instagram Risa Marlia, selebgram yang kini menjadi musuh utama rumah tangga mereka.

“Demi Tuhan, Lia, ini fitnah! Sudah empat tahun lalu isu ini muncul, dan aku nggak ngerti kenapa mendadak dia muncul lagi. Dia butuh uang, itu saja. Kamu tahu, aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia!”

“Oh, iya?” Lia menyilangkan tangan. “Berarti, anak yang diposting itu lahir dari wifi? Kok mirip sama kamu? Alisnya sama, hidungnya sama, bahkan jidatnya lebar kayak lahan kosong. Kang, tolong, jelaskan!”

Wawan mengusap wajahnya. “Lia, kita kan manusia berpendidikan. Jangan terjebak dalam perangkap logika Instagram. Itu cuma algoritma! Bisa saja anak itu mirip aku karena filter! AI sekarang canggih!”

“Filter?! Jadi, menurutmu, filter bisa mengubah DNA?! Akang, aku sabar, tapi tolong, jangan bodohi aku!” Lia menoleh ke meja dan meraih gelas teh. Dengan dramatis, ia menyesapnya sambil mengatur napas, lalu meletakkan kembali dengan bunyi ‘Tang!’ yang penuh kemarahan terkontrol.

Wawan semakin gugup. “Sayang, aku mantan gubernur. Aku sudah berkali-kali difitnah, dan ini cuma strategi untuk menjatuhkan aku. Ini politik!”

“Politik?!” Lia membanting bantal sofa. “Kang, kita sudah nggak ada di dunia politik! Akang sudah pensiun! Apa ini yang disebut politik rumah tangga? Dengan suami berskandal dan istri jadi partai oposisi?!”

“Lia, sayang… kamu tahu aku bukan laki-laki seperti itu…”

“Oh iya? Kang, tolong jawab! Waktu aku tanyakan ini dulu, Akang bilang nggak kenal sama dia! Terus tiba-tiba, setahun kemudian, akang bilang kenal tapi cuma ketemu sekali. Lalu, tahun lalu, Akang bilang kenal baik tapi nggak ada hubungan. Sekarang, akang bilang ini cuma fitnah? Kang ini suami atau Google Chrome? Kok history-nya bisa dihapus dan berubah-ubah?!”

Wawan berdiri, mencoba meraih tangan istrinya, tapi Lia mundur. “Lia, aku bersumpah, nggak ada hubungan apa-apa antara aku dan Risa! Aku bahkan nggak pernah bertemu dia lebih dari sekali!”

“Oh ya? Tapi kenapa dia bisa tahu tanda lahir di punggung Kang? Akang pikir aku nggak baca caption-nya?! ‘Kang Kamal, yang punya tahi lalat berbentuk pulau di punggungnya, terima kasih untuk kenangan empat tahun lalu.’ Itu apa? Tanda konspirasi global?!”

Wawan semakin panik. “Mungkin dia tahu dari Photoshop!”

Sementara itu, di luar rumah mereka, tetangga-tetangga berkumpul seperti menonton drama Korea, hanya kurang kopi. Grup WhatsApp kompleks sudah penuh dengan spekulasi. Beberapa ibu-ibu mulai bertaruh apakah pertengkaran ini akan berakhir dengan cerai atau hanya perang dingin dengan durasi dua minggu.

Lia menghela napas panjang. “Kang, aku capek. Akang punya waktu satu malam buat kasih aku alasan logis kenapa aku harus percaya sama akang. Kalau enggak, besok pagi, aku yang akan tulis kisah hidupku di Instagram. Percaya deh, followers-ku lebih banyak dari Risa.”

Wawan terdiam. Ia baru sadar, perang sebenarnya bukan tentang perselingkuhan. Ini perang algoritma.

Disclaimer: Ini hanya fiksi, wak! Tidak ada kesamaan di dunia nyata.(*)

#camanewak