Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Ibu Kotamu, Ibu

December 28, 2024 10:15
Ilustrasi: Kecerdasan Buatan/Anto Narasoma
Ilustrasi: Kecerdasan Buatan/Anto Narasoma

Anto Narasoma

berlayarlah ibu
sebentar lagi statusmu
akan terbang ke pelataran nusantara
yang dikelilingi mata-mata segaris

segala usaha,
pabrik-pabrik dan atribut
kemeriahan seni dan sastra di panggung pementasan, hanya setumpuk kisah yang kau catat dalam pikiran

berlayarlah ibu,
karena status itu diiming-imingi kekuasaan
yang mengutamakan harga diri dibanding
ribuan kenangan

padahal,
dalam kekentalan bidang
bisnis dan pengelolaan
seni di tiap pita seloloid,
gambar-gambar ibukotamu menjadi film
di dalam kepalaku

maka,
ibu kota dan status perjalanan sejarah
akan menjadi sepotong
jasad yang terkulai mati ditembus kepentingan dinasti keluarga

Palembang, 19 Maret 2024

Anto Narasoma
Jakarta

o lama aku menatap
lewat uraian kata-kata
setelah bajumu berganti
karena wajah ibu kota
kau catat dalam sastra

di panggung pementasan
TIM yang menawarkan gadis-gadis jelita mengungkap kata
ws rendra, sutardji qalzoum bahri, dan aspar paturusi pun, menetapkan lampu-lampu jalan menjadi puisi

sebab,
aktivitas yang berputar
sebagai gasing ; menawarkan diksi
ke setiap ide yang kau catat dalam sajak admimistrasi perkotaan

haruskah kau lepaskan
identitas ibu sebagai
wilayah provinsi
di sepanjang rambutmu
yang kau teriakkan lewat
pembacaan puisi menggetarkan wilayah sastra?

Palembang, 14 Maret 2024

Anto Narasoma
Gubuk Reyot di Kotamu

jakarta, meski tua
wajahmu memancarkan
cahaya aglomerasi
yang menyuapi mulut-mulut menganga tanpa asupan

sebab,
hatimu adalah ruang kesempatan yang berkilat bagai permata
dalam sejarah

apakah baju sulam
yang kau kenakan selama posisi sejuk
sebagai ibu dalam kota negaraku kau lucuti
ke lumpur basah?

o jakarta,
kaulah ibu itu yang
bergelut dalam
berbagai irama
hingga gambang kromong pun berdendang seusai statusmu diboyong
ke tanah nusantara

dari ekonomi, seni,
dan ribuan pekerja ;
menjual eksistensi
bagi gedung-gedung pencakar wajah para koruptor di tanahmu

sebagai kekayaan
literasi di tanah betawi;
kaulah ibu yang beruban
penuh polesan lipstik

maka,
apakah ketuaanmu
sebagai rimba ibukota
akan dilempar ke gugusan hutan tanah nusantara yang menelan
ongkos kemiskinan penghuni gubuk reyot
di kotamu

Palembang, 18 Maret 2024