Oleh: Ririe Aiko
HATIPENA.COM – Saya selalu percaya bahwa perkembangan teknologi adalah peluang, bukan ancaman. Sebagai penulis dan kreator, saya memilih untuk terlibat langsung dalam proses perubahan tersebut. Saya tidak hanya mengamati dari kejauhan, tetapi turut mencoba, bereksperimen, dan mempelajari bagaimana AI dapat memberikan dampak positif bagi proses kreatif yang saya jalani.
Selama beberapa waktu terakhir, saya aktif mengeksplorasi berbagai aplikasi AI. Mulai dari membuat gambar bergerak menjadi video, menciptakan musik dalam hitungan menit, hingga menghasilkan materi promosi yang lebih dinamis untuk mendukung para pelaku usaha kecil. Dari setiap percobaan, saya semakin yakin bahwa AI tidak pernah dimaksudkan untuk menyingkirkan peran kreator. Justru sebaliknya, AI membuka ruang eksplorasi baru yang mempercepat proses tanpa menghilangkan sentuhan manusia.
Salah satu hasil nyata dari eksplorasi ini adalah pembuatan e-book digital belajar membaca. Konsep, isi materi, serta alur pembelajaran tetap saya susun secara manual. Namun AI saya manfaatkan untuk mendukung aspek visual agar tampil lebih menarik bagi anak-anak. Dengan kolaborasi seperti ini, saya bisa menghadirkan media belajar yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menyenangkan bagi pembaca usia dini.
Tidak berhenti pada proses kreatif, saya juga mencoba memperluas distribusi melalui platform digital seperti Lynk Digital. AI saya gunakan sebagai sarana untuk mempercepat produksi konten sekaligus sebagai jembatan untuk membuka peluang finansial dari karya-karya yang dihasilkan.
Bagi saya, AI bukanlah pengganti profesi kreatif. AI adalah partner kerja yang dapat membantu saya berkreasi lebih cepat, lebih efisien, dan tetap mempertahankan identitas sebagai penulis dan kreator. Kuncinya adalah bagaimana manusia tetap mengendalikan arah, sementara teknologi menjadi pendukung untuk menghasilkan karya yang lebih baik dan lebih berdampak. (*)