Oleh: Monanta
HATIPENA.COM – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam dekade terakhir telah mengalami lonjakan pesat, salah satunya ditandai oleh kehadiran model bahasa besar (Large Language Models/LLMs) seperti ChatGPT.
Model ini dirancang untuk merespons permintaan pengguna dengan cara yang menyerupai dialog manusia. Namun, seiring meluasnya penggunaan, muncul kebutuhan akan personalisasi dan kontrol yang lebih besar terhadap perilaku AI agar relevan, efektif, dan tidak terjebak dalam bias afirmatif.
Salah satu inovasi penting dalam hal ini adalah hadirnya fitur Custom Instructions (Instruksi Kustom) yang diperkenalkan oleh OpenAI dalam pembaruan ChatGPT tahun 2023. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengarahkan cara kerja dan gaya respons AI sesuai dengan preferensi atau tujuan spesifik mereka.
Artikel ini akan membahas bagaimana Custom Instructions dapat dioptimalkan, termasuk relevansi sosioteknologisnya, pendekatan teoritis yang mendasarinya, dan dampaknya terhadap kualitas interaksi manusia-AI secara lebih luas.
Pembahasan
- Latar Sosioteknologis: Kebutuhan Personal dan Kritis terhadap AI
Sebagian besar pengguna awal ChatGPT menggunakan AI ini sebagai alat bantu produktivitas—untuk merangkum teks, menulis artikel, menjawab pertanyaan, atau melakukan tugas berbasis teks lainnya. Namun, banyak yang melaporkan bahwa ChatGPT cenderung “terlalu penurut”, selalu setuju dengan asumsi pengguna, dan jarang memberikan pandangan alternatif yang kritis atau reflektif (Vincent, 2023). Fenomena ini berpotensi menciptakan echo chamber digital di mana ide-ide pengguna tidak ditantang, yang pada gilirannya dapat melemahkan kualitas berpikir kritis.
Dalam konteks inilah Custom Instructions menjadi alat yang strategis. Ia memungkinkan pengguna untuk “melatih” AI sesuai dengan gaya interaksi yang diinginkan, baik sebagai asisten cepat tanggap, mitra berpikir kritis, hingga pelatih reflektif.
Dengan demikian, fitur ini merupakan respons atas kebutuhan akan kecerdasan buatan yang lebih adaptif dan tidak hanya bersifat pasif-reaktif.
- Definisi dan Fungsi Fitur Custom Instructions
Secara teknis, Custom Instructions adalah antarmuka pengguna yang terdiri dari dua kolom input:
Kolom pertama: “Apa yang ingin Anda beri tahu ChatGPT agar dapat memberikan respons yang lebih baik?”
Kolom kedua: “Bagaimana Anda ingin ChatGPT merespons Anda?”
Fitur ini memberikan lapisan konfigurasi tambahan terhadap model, tanpa perlu menyusun prompt dari awal setiap kali. Artinya, pengguna dapat menetapkan kerangka pikir dan gaya interaksi ChatGPT secara berkelanjutan, yang memungkinkan percakapan menjadi lebih personal dan konsisten.
OpenAI (2023) menyebut bahwa fitur ini merupakan bagian dari upaya untuk “mengedepankan agensi pengguna dalam mengarahkan perilaku model,” yang merupakan salah satu pilar prinsip pengembangan AI yang dapat dipercaya (trustworthy AI).
- Pendekatan Teoretis: Dialog Socratic dan Scaffolding
Optimalisasi Custom Instructions dapat dipahami melalui dua pendekatan teoretis:
a. Dialog Socratic
Dialog Socratic adalah pendekatan pembelajaran kritis yang dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif, bertujuan untuk menggali asumsi dan memperkuat argumen (Paul & Elder, 2006).
Dalam konteks ini, jika pengguna mengatur ChatGPT sebagai “pelatih berpikir pribadi,” maka peran AI adalah meniru peran Socrates: tidak memberi jawaban final, melainkan mendorong penggunanya menggali ide melalui pertanyaan terstruktur.
Contoh:
Custom instruction → “Peranmu adalah membantu saya berpikir lebih tajam, dengan mengajukan pertanyaan kritis atas asumsi saya.”
Efeknya → AI tidak langsung menyetujui ide, tapi akan menantang dan memperluas perspektif.
b. Scaffolding dalam Kognisi
Konsep scaffolding (Vygotsky, 1978) menjelaskan bagaimana individu bisa belajar lebih efektif jika dibimbing dengan dukungan yang tepat pada zona perkembangan proksimal (ZPD). Dengan mengatur ChatGPT agar memberikan panduan bertahap, pengguna bisa bergerak dari pemahaman permukaan menuju pemahaman mendalam.
Contoh:
Custom instruction → “Bantu saya memahami konsep secara bertahap, mulai dari dasar hingga penerapan lanjut.”
Efeknya → AI akan menyesuaikan tingkat kompleksitas jawaban sesuai dengan kemampuan pengguna.
- Strategi Pengoptimalan Fitur Custom Instructions
Agar fitur ini bekerja maksimal, perlu pendekatan sistematis. Berikut beberapa strategi kunci:
a. Menentukan Tujuan Interaksi Secara Spesifik
Pengguna harus menetapkan konteks dan kebutuhan dengan jelas. Apakah ingin diskusi filosofis? Bantuan teknis? Atau eksplorasi ide? Contoh input kolom pertama:
“Saya adalah penulis yang sedang mencari ide-ide alternatif dan reflektif untuk esai tentang teknologi dan manusia.”
b. Menetapkan Peran dan Gaya AI
Bukan hanya “berikan jawaban,” tapi bisa diarahkan:
“Bersikap seperti mitra berpikir kritis, ajukan pertanyaan balik, dan beri perspektif yang belum saya pikirkan.”
c. Uji Coba dan Iterasi
Efektivitas Custom Instructions dapat meningkat seiring waktu dengan proses eksperimen. Pengguna disarankan melakukan evaluasi terhadap hasil interaksi dan menyesuaikan instruksi.
d. Kombinasi dengan Prompt Dinamis
Meskipun Custom Instructions bersifat semi-permanen, pengguna tetap bisa memadukannya dengan prompt sekali pakai untuk tujuan lebih spesifik. Hal ini menambah fleksibilitas.
- Implikasi Etis dan Sosial
Optimalisasi Custom Instructions bukan hanya soal efisiensi teknis, tapi juga memiliki dimensi etika. Ketika pengguna dapat membentuk perilaku AI, maka muncul tanggung jawab untuk tidak menggunakannya secara manipulatif atau meneguhkan bias pribadi. Oleh karena itu, perlu kesadaran bahwa fitur ini memberi kekuatan, namun juga tuntutan moral terhadap penggunanya.
Menurut AI Ethics Guidelines dari UNESCO (2021), sistem AI harus menjunjung tinggi nilai-nilai universal seperti kebenaran, inklusi, dan otonomi intelektual. Maka, ketika ChatGPT disesuaikan untuk menjadi lebih “afirmatif terhadap pemikiran tertentu,” pengguna perlu waspada terhadap kecenderungan bias dan penutupan pandangan alternatif.
Kesimpulan
Fitur Custom Instructions dalam ChatGPT merupakan inovasi penting yang memungkinkan peningkatan kualitas interaksi antara manusia dan AI. Dengan pemanfaatan yang tepat, pengguna dapat menjadikan ChatGPT sebagai mitra berpikir yang kritis, reflektif, dan relevan. Pendekatan seperti dialog Socratic dan teori scaffolding memberikan landasan kuat bahwa fitur ini bukan sekadar kosmetik, melainkan alat pedagogis yang efektif.
Namun demikian, pengoptimalan fitur ini harus diiringi oleh kesadaran etis. Pengguna memiliki tanggung jawab untuk menjaga keterbukaan berpikir dan tidak terjebak dalam confirmation bias. Sebab, AI yang sangat disesuaikan sekalipun tetaplah alat bantu — bukan pengganti nalar manusia.
Dengan demikian, keberhasilan pengoptimalan Custom Instructions tidak hanya ditentukan oleh apa yang diketik pengguna ke dalam sistem, tapi oleh sikap mental yang menyertainya: kerendahan hati untuk ditantang, dan keberanian untuk berubah melalui dialog. (*)
Referensi
OpenAI. (2023). ChatGPT Custom Instructions: Guide and Use Cases. Retrieved from https://help.openai.com
Paul, R., & Elder, L. (2006). The Socratic Method: Teaching Critical Thinking. Foundation for Critical Thinking.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.
Vincent, J. (2023). Why ChatGPT Always Agrees With You. The Verge. Retrieved from https://www.theverge.com
UNESCO. (2021). Recommendation on the Ethics of Artificial Intelligence.