Jakarta, Hatipena – DeepSeek bisa mengungguli berbagai aplikasi AI Amerika Serikat, antara lain berkat dukungan ekosistem teknologi domestik China. Hal itu dikatakan Sekjen Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, Satrio Arismunandar.
Satrio Arismunandar mengomentari tema webinar yang diadakan Kreator Era AI dan Satupena, tentang China Membalik Mata Dunia Dalam Melihat Artificial Intelligence. Webinar itu berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 6 Februari 2025, pukul 19.00-21.00 WIB.
Diskusi China Membalik Mata Dunia Dalam Melihat Artificial Intelligence, yang dikomentari oleh Satrio Arismunandar itu, menghadirkan narasumber Aswin Rivai, bankir dan ahli ekonomi makro yang juga sangat hobi memperhatikan perkembangan teknologi AI.
Menurut Satrio, keunggulan DeepSeek dibandingkan aplikasi AI buatan Amerika Serikat dapat dijelaskan melalui beberapa faktor. Pertama, efisiensi biaya dan penggunaan chip sederhana.
“DeepSeek berhasil mengembangkan model AI berkinerja tinggi dengan memanfaatkan chip yang kurang canggih, sehingga menekan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas,” tuturnya.
“DeepSeek juga menerapkan sistem open-source, memungkinkan komunitas AI untuk mengakses dan mengembangkan model mereka lebih lanjut,” ungkap Satrio.
“Pendekatan ini berbeda dengan beberapa aplikasi AI Amerika yang lebih tertutup, sehingga DeepSeek mendorong kolaborasi dan inovasi yang lebih luas,” sambungnya.
Yang tak kalah penting, ujar Satrio, adalah dukungan ekosistem teknologi domestik. Perusahaan-perusahaan China, termasuk produsen chip dan penyedia layanan cloud, dengan cepat mengadopsi model AI DeepSeek.
Misalnya, jelas Satrio, Moore Threads dan Hygon Information Technology telah mengumumkan dukungan untuk model DeepSeek menggunakan chip AI mereka. Huawei Technologies, bekerja sama dengan startup infrastruktur AI SiliconFlow, mengintegrasikan model DeepSeek ke dalam layanan cloud Ascend mereka.
“Langkah-langkah ini menunjukkan pengurangan ketergantungan pada perangkat keras AS dan menyoroti kemampuan chip buatan China,” lanjutnya.
Satrio juga menggarisbawahi aspek talenta dan pendidikan. China memiliki banyak lulusan sarjana di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika, yang memberikan dasar kuat untuk pengembangan teknologi AI.
“Pemerintah China juga telah menetapkan prioritas untuk menjadi pemimpin global dalam AI dengan mengembangkan lini masa untuk mencapai kemajuan besar dalam teknologi ini,” sambungnya.
“Kebijakan pemerintah China yang proaktif, pendanaan yang melimpah, dan ketersediaan lulusan AI yang berkualitas telah membantu perusahaan seperti DeepSeek,” pungkas Satrio. (*)