Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)
HATIPENA.COM – Saya merasa bersalah. Dari tadi malam sampai hari ini, tulisan tentang kepergian STY membuat followers saya ramai menangis. Maaf ya, wak! Kali ini tidak lagi. Kita bicara soal Mega akan menantang Mul, eh salah Kim di laga akhir putaran empat. Pontianak lagi hujan, pas ni kita bahas sambil ngopi.
Langit akan bergemuruh. Tanah akan bergetar. Di atas lapangan voli, dua raksasa akan bertarung demi harga diri, kehormatan, dan sejarah. Red Sparks melawan Pink Spider. Megawati Hangestri Pertiwi melawan Kim Yeon Kyung. Sebuah pertempuran yang sudah dinanti bak ramalan perang besar dalam kitab kuno.
Megawati, sang pendekar muda dari Jember, adalah titisan naga yang sedang membara. Dengan 559 poin di tangannya, ia telah menjadi simbol harapan, kekuatan, dan amarah yang siap meledak kapan saja. Empat kali dinobatkan sebagai MVP, Mega bukan hanya pemain, ia adalah legenda yang tengah ditulis. Namun di seberangnya, berdiri Kim Yeon Kyung. Pendekar veteran, ratu voli Korea, yang telah mengarungi badai dan ombak di medan laga internasional. Meski hanya mengantongi 434 poin musim ini, ia bukan nama yang bisa disepelekan.
Mereka telah saling hantam di tiga pertempuran sebelumnya. Pink Spider dulu sempat mendominasi, merobek harga diri Red Sparks tanpa ampun. Tapi putaran ketiga lalu, Megawati berdiri sebagai naga yang terbangun dari tidur panjangnya. Ia dkk menghancurkan Pink Spider, menyisakan debu kehinaan. Kini, di pertemuan keempat ini, dendam lama akan memuncak.
Arena akan berubah menjadi altar peperangan. Setiap smash adalah tebasan pedang. Setiap block adalah tameng yang berderak. Setiap bola yang meluncur adalah nyawa yang dipertaruhkan. Megawati dengan pukulannya yang mematikan dan tingkat keberhasilan 47,9% adalah monster yang sulit ditaklukkan. Namun, Kim Yeon Kyung, dengan liciknya, bagai serigala yang tahu cara memburu mangsa.
Ini bukan sekadar pertandingan voli. Ini adalah perang jiwa dan raga. Pertempuran ini akan mencatatkan namanya dalam kitab sejarah olahraga. Apakah Megawati akan melesat menjadi srikandi tak terkalahkan, atau Kim Yeon Kyung akan membuktikan bahwa penguasa sejati tak akan pernah jatuh?
Bagi para penggemar di seluruh dunia, ini bukan sekadar laga. Ini adalah drama. Sebuah opera megah yang dipentaskan oleh para pendekar voli terbaik. Pada 30 Januari bukanlah sekadar hari biasa. Itu adalah hari di mana bumi akan menyaksikan siapa yang pantas menjadi penguasa langit voli. Jadi, duduklah. Teguhkan iman. Karena bentrokan ini akan menjadi legenda yang dikenang selama seribu tahun. (*)
#camanewak