HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

Alhamdulillah, Pemotongan 50 Persen Kuota Haji Dibatalkan Saudi

June 12, 2025 20:03
IMG-20250612-WA0067

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar


HATIPENA.COM – Ancaman pemotongan 50 persen kuota haji oleh Kerajaan Arab Saudi sempat membuat resah. Terutama mereka yang sudah lama antre. Untungnya, ancaman itu hanya “prank.” Negeri MBS itu memastikan kuota haji Indonesia tidak berubah. Bila perlu ditambah lagi. Sambil seruput kopi tanpa gula, yok simak narasinya, wak!

Kabar sempat menyeruak seperti bisikan jin ke telinga Pak RT, kuota haji Indonesia akan dipotong hingga 50%! Seluruh calon jemaah pun terkejut. Mereka yang sudah antre sejak zaman daftar haji masih pakai kertas karbon, langsung lemas seperti sandal jepit habis diinjak onta. Tapi tenang, wahai umat yang sabarnya setara Nabi Ayub, wacana itu resmi dibatalkan!

Menurut Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Dahnil Anzar Simanjuntak, wacana ini sempat muncul karena Arab Saudi menilai pelaksanaan haji tahun ini “belum optimal”. Bahasa diplomatik dari “ada yang wafat di pesawat, ada yang ngambek karena lauk rendang habis, dan ada yang tidur bertumpuk seperti tumpeng Idul Adha.”

Namun takdir berkata lain. Seperti dalam film aksi dengan twist plot, sang pahlawan BP Haji, Gus Irfan (Mochammad Irfan Yusuf), berangkat ke Jeddah. Bukan untuk beli air zamzam atau kurma, tapi membela martabat antrean umat Indonesia. Dalam diskusi dengan Deputi Menteri Haji Arab Saudi, akhirnya dipastikan, tidak ada pengurangan kuota. Bahkan, mungkin akan ditambah! MasyaAllah tabarakallah, Allah Maha Membolak-balikkan hati… dan kuota.

Arab Saudi tetap percaya pada Indonesia, terutama pada Presiden Prabowo yang dianggap serius membenahi haji lewat pembentukan BP Haji. Sebuah lembaga yang diharapkan bukan sekadar ganti baju Kemenag, tapi betul-betul bisa mengelola jemaah secara profesional, termasuk urusan kasur, makanan, tenda, hingga jumlah nasi dalam kotak.

Dalam pertemuan itu juga disepakati pembentukan task force bersama Indonesia–Arab Saudi, yang akan memantau semuanya, mulai dari data kesehatan jemaah sampai standar hotel. Tak ada lagi jemaah tidur berdesakan atau makan nasi yang bisa dilempar balik ke koki.

Negara monarki absolut ini juga mengetatkan regulasi, perusahaan penyelenggara haji (syarikah) maksimal hanya dua, pelaksanaan Dam hanya boleh di Indonesia atau Arab Saudi lewat perusahaan resmi Ad Dhahi, dan segala pelanggaran bisa kena sanksi. Jangan coba-coba potong kambing di kebun belakang sambil live TikTok.

Tentu kabar batalnya pemangkasan ini disambut takbir oleh jutaan calon jemaah. Bayangkan jika benar terjadi, masa tunggu di beberapa daerah bisa mencapai 94 tahun! Artinya, kalau daftar umur 20, berangkat umur 114, kalau masih hidup dan belum berubah jadi fosil spiritual.

Maka tak berlebihan jika kita sebut ini sebagai kemenangan diplomatik spiritual nasional. Bukan cuma soal angka, tapi soal harapan. Harapan Pak Udin, Bu Marni, dan jutaan umat yang menabung, mendoakan, dan bermimpi haji sebelum bertemu malaikat Izrail.

Haji bukan sekadar rukun Islam kelima. Ia adalah puncak dari antrean terpanjang umat manusia setelah KRL pagi hari. Kali ini, kita boleh bersyukur, antrean itu tak bertambah panjang.

Haji bukan sekadar ibadah fisik. Ia adalah epistemologi sabar, ontologi antre, dan aksiologi niat yang tak lekang oleh waktu. Maka bagi yang sudah menunggu bertahun-tahun, kabar ini bukan sekadar berita birokrasi. Ini adalah kabar gembira yang dinubuatkan dalam tafsir air mata dan debu jalanan.

Indonesia masih dipercaya. Kuota tidak jadi dikurangi. Calon jemaah haji bisa kembali menabung harapan, bukan kekhawatiran.

Karena ketika kasur dijaga, data transparan, syarikah disucikan, dan Dam diluruskan, maka insyaAllah, ibadah haji tak hanya sah di mata Tuhan, tapi juga nyaman di tulang punggung.

Allahu Akbar. Alhamdulillah. Selamat datang, harapan. Selamat tinggal, antrean abadi. (*)

#camanewak