Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar
HATIPENA.COM – Langit seakan menangis. Bumi bergetar. Para penggemar Red Sparks mencengkeram jantung mereka dengan kedua tangan. Bahkan, ada yang tak selera makan kue lebaran. Pink Spider, si laba-laba, telah menjaring Red Sparks dalam perangkap tak kasatmata. Kalah 3-0. Ini bukan hanya kekalahan. Ini adalah kisah tragis yang akan diceritakan turun-temurun di warung kopi dan forum elite global. Mari kita ulas apa penyebab kekalahan pasukan Koheejin ini.
Red Sparks baru saja keluar dari duel maut melawan Hyundai Hillstate. Megawati dkk seperti pendekar yang baru menyelesaikan pertarungan di jurang tandus. Tiga kali pertarungan, tiga kali nyaris pingsan. Bahkan, salah satu prajuritnya, ehem Nohran harus menepi. Sedangkan Pink Spider? Mereka sedang duduk di atas singgasana, menyeruput teh bunga sambil menonton Red Sparks dari kejauhan. Perbedaan waktu istirahat ini bukan main-main! 10 hari vs 2 hari? Ini seperti menyuruh seseorang bertarung habis-habisan lalu langsung lanjut Ujian Nasional tanpa tidur! Tentu hasilnya bisa ditebak. Setuju ndak, wak?
Lalu, markas Pink Spider bukan sekadar stadion. Ini adalah arena intimidasi mental yang dirancang oleh arsitek spesialis penghancur moral. Suporter mereka? Pasti telah melewati pelatihan khusus ala pasukan elite cheerleading. Mereka kompak, berseragam, dan setiap sorakan mereka seperti mantra kutukan yang mengikis semangat tim tamu. Pemain Red Sparks biasanya gagah berani tiba-tiba jadi seperti pendekar kehilangan pedang. Tangan bergetar, kaki gemetar, receive error di sana-sini.
Berikutnya, jika Red Sparks datang sebagai manusia biasa, maka Pink Spider seperti dewa-dewa voli yang baru turun dari langit. Kim Yeon Koung? Dia ibarat pendekar tua yang masih bisa mengajari anak muda cara bertarung dengan satu tangan. Tutku Burcu Yüzgenç, Anilise Fitzi, dan Jeong Yun-Ju? Mereka seperti trio penyerang yang punya jurus mematikan dari segala sudut. Sementara Jung Hoyoung dan Park Eun Jin dari Red Sparks masih mencari kitab rahasia agar bisa menghentikan serangan mereka. Hingga kini, kitab itu masih belum ditemukan.
Tapi tenang, wak! Dalam setiap cerita silat, jagoan biasanya kalah dulu. Ini adalah fase bertapa. Ini adalah fase meminum jamu pahit sebelum membalas dendam dengan jurus baru yang lebih mengerikan. Koheejin, sang pelatih Red Sparks, pasti sedang menyusun strategi rahasia. Saya berharap, Nohran bisa dimainkan kembali (ehem).
Apakah kita akan melihat kebangkitan Megawati dk di laga berikutnya? Apakah mereka akan kembali dengan ajian pamungkas yang bahkan laba-laba pun tak bisa menghindar? Mari kita saksikan pertarungan ronde kedua pada Rabu, 2 Mei 2025. Siapkan hati, siapkan mental. Sebab, perang baru saja dimulai!
Tapi, Mega itu suka mainin perasaah kita, betul ndak wak? Saat play off, leg 1 menang, leg 2 kalah, eh leg 3 malah menang lagi. Emosi rasa diaduk-aduk. Mudahan kali ini juga demikian, walau emosi macam diblender seperti buat kue lapis, yang penting ujungnya juara. Aminkanlah..! (*)
#camanewak