Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)
BAHRAIN lagi. Negeri kecil di Teluk dengan populasi yang bahkan mungkin kalah dari jumlah penggemar dangdut koplo di Jawa Timur. Tapi siapa sangka, mereka kini hadir membawa ancaman serius bagi Timnas Indonesia. Ya, ancaman. Bukan sekadar “nanti ketemu, ya,” tapi lebih seperti, “Kami akan menginvasi lini belakang kalian.”
Sambil menikmati kopi pertama di tahun baru 2025, yok kita bahas seperti apa ancaman Bahrain ini.
Dimulai dari Arab Saudi dulu yang pernah dikalahkan Marselino Ferdinan cs 2-0. Negara kaya raya dengan sepakbola yang kadang luar biasa, kadang seperti habis begadang main Mobile Legends. Mereka baru saja dilibas Oman di semifinal Piala Teluk 2024. Bayangkan, Saudi yang punya segalanya dari minyak, stadion mewah, sampai pelatih bule mahal seperti Herve Renard harus terjungkal oleh Oman. Ironis? Ya. Menghibur? Sangat.
Renard bahkan murka. “Kami kebobolan delapan gol di turnamen ini,” katanya. Delapan gol, kawan! Kalau gawang itu punya perasaan, mungkin dia sudah angkat tangan dan berkata, “Tolong, saya capek.”
Namun, mari kita beralih ke Bahrain. Tim ini seperti singa yang baru bangun tidur. Di awal-awal Kualifikasi Piala Dunia 2026, mereka lebih mirip kucing kampung yang malas bergerak. Tapi sekarang? Tiba-tiba mereka berubah menjadi Dilmun’s Warrior, membawa nama besar peradaban kuno dan tekad yang menggelegar.
Kemenangan mereka atas Kuwait di semifinal Piala Teluk adalah bukti nyata. Meski bermain dengan 10 orang, mereka tetap mencetak gol. Pencetak gol itu? Mohamed Marhoon, sosok yang bikin kita trauma setelah laga kontroversial melawan Indonesia Oktober lalu. Orang ini? Sama berbahayanya dengan sinyal Wi-Fi yang tiba-tiba hilang saat sedang upload tugas.
Timnas kini harus lebih serius dari sebelumnya. Jadwal semakin mepet, tekanan semakin tinggi. Shin Tae-yong harus memutar otak lebih cepat dari barista yang bikin kopi untuk pelanggan saat jam sibuk. Di klasemen, kita bersaing ketat dengan Australia, Saudi, dan tentu saja, Bahrain.
Namun, ada satu hal yang perlu kita ingat, Stadion Gelora Bung Karno. Di sinilah Indonesia selalu tampil dengan semangat Garuda yang berlipat. Dengan dukungan ribuan suporter, kita harus pastikan bahwa Bahrain pulang ke kampung halamannya dengan tangan kosong. Atau setidaknya, tanpa poin.
Tanggal 25 Maret 2025 adalah hari yang tak boleh dilupakan. Entah kita akan bernyanyi kemenangan, atau menangis bersama sambil berkata, “Kita coba lagi di 2030.” Semoga yang pertama.
Untuk Bahrain? Nikmati dulu final Piala Teluk kalian. Tapi ingat, Jakarta tak seindah itu untuk tim tamu.
#camanewak